19. Jangan berpaling

558 55 0
                                    

Beberapa hari terakhir, Riki mulai mendekati Veera, ketika ada kesempatan ia akan mencari cara agar Veera memperhatikan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari terakhir, Riki mulai mendekati Veera, ketika ada kesempatan ia akan mencari cara agar Veera memperhatikan dirinya. Contohnya seperti sekarang ini.

Veera sedang berjalan di lorong kelas, tangannya kesusahan menahan buku yang cukup berat. Karena posisinya sebagai ketua kelas jadi guru menyuruhnya untuk membawa buku tugas siswa kelasnya ke ruang guru.

Kadang terdengar keluhan dari bibirnya. "Astaga, ini sungguh berat..."

Riki yang sengaja mengikuti Veera dari belakang langsung menunjukkan senyum jahil. Perlahan namun pasti, ia mulai mendekat ke arah Veera.

"Butuh bantuan?" Tawarnya pada Veera yang terus berjalan lurus.

Veera menoleh sekilas. "Eh, tidak perlu." jawabnya tampa menghentikan langkahnya.

Riki tidak perduli dengan tolakan dari Veera, sedetik kemudian setengah buku berpindah ke tangannya. Kemudian mengimbangi langkah Veera di sampingnya. Sedangkan Veera ia menggeleng pasrah, sejujurnya ia merasa senang karena ada yang membantunya. Akhirnya mereka berjalan beriringan ke ruang guru, banyak mata memperhatikan mereka.

Lalu diwaktu yang lain.

Di kantin sekolah terlihat para siswa yang duduk dengan teman masing-masing, ada juga yang berdiri untuk mengantri makanan yang ingin mereka pesan. Di sisi kanan paling pojok ada Janu dan ketiga temannya yang sedang memperhatikan dua orang di depan sana.

"Nu, kurasa mereka sudah mulai akrab-" Bisik Fadil namun suaranya dapat didengar oleh ketiga sahabatnya.

"Tapi Nu, mengapa mereka terlihat cocok?" Sambung Fadil membuat Haikal dan Ilham tersentak.

Brak!

Janu menggebrak meja membuat gelas dan mangkuk bergetar.

"Katakan sekali lagi, akan ku patahkan lehermu!" Ancam Janu membuat Fadil meneguk ludahnya gusar. Setelahnya ia mendorong kursinya lalu pergi begitu saja dengan tangannya yang terkepal.

Lima menit sebelumnya.

Riki membawa dua gelas minuman di tangannya. "Apa aku boleh duduk di sini?" Tanyanya kepada Veera yang duduk sendirian sembari memakan makanan miliknya. Wajahnya terlihat bingung.

"Kau lihat, tidak ada lagi tempat kosong... Semuanya sudah penuh dan kau sendirian. Apa aku boleh bergabung denganmu?" Jelasnya seakan-akan mengerti apa yang Veera ingin tanyakan.

"Kenapa tidak bergabung dengan mereka saja?" Veera menunjuk meja Janu dengan dagunya.

Riki mengikuti arah pandang Veera, ia sedikit terkejut ketika melihat Janu CS yang terlihat seperti belum menyadari keberadaannya. "Ck, aku tidak ingin mencari masalah dengan mereka... Lebih baik aku duduk di lantai dari pada bergabung dengan berandalan seperti mereka!" Sanggahnya sembari mendudukkan diri di sebelah Veera, kemudian menyerahkan segelas minuman ke hadapannya.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang