18. Kau boleh egois

523 59 1
                                    

Janu melajukan motornya dengan kecepatan maksimal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janu melajukan motornya dengan kecepatan maksimal. Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan untuknya. Dimana beban di kepalanya begitu menumpuk, mulai dari Aila adik dari Kenzie yang sakit karenanya, juga Veera yang terlihat lelah menghadapinya. Dan yang paling membebani pikirannya saat ini adalah:  "Apakah aku seorang bajingan yang sangat egois?"

Langit gelap di tutupi awan mendung, rintik hujan mulai membasahi jalan, angin berhembus kencang, petir kadang menyambar. Namun Janu tetap melajukan motor hitam miliknya tampa mengurangi kecepatan, membuat tubuh bagian atasnya basah kuyup.

Terkadang ia meringis menahan perih akibat lukanya yang basah terkena oleh air hujan. Tapi itu tidak ada apa-apanya daripada rasa sakit yang ia rasakan di dalam hatinya, diakibatkan oleh kekasihnya yang meninggalnya begitu saja tanpa mengetahui bahwa dirinya suka atau tidak.

Setelah beberapa menit berkendara, kini Janu sudah tiba di depan sebuah gerbang kediaman Mahendika.

Tampa menunggu lama  gerbang pun terbuka lebar, menampakkan dua penjaga yang memberi salam hormat padanya.

Mereka tidak menyinggung apapun ketika melihat keadaan Janu yang basah kuyup dan penuh luka, karena mereka sudah hafal apa yang terjadi pada pemimpi geng motor seperti Janu.  Jadi mereka membiarkan Janu lewat begitu saja.

Janu memberhentikan motornya didepan halaman rumah, kemudian ia melangkah untuk memencet bel.

Karena tidak kunjung ada yang membukakan pintu, jadi sesekali Janu mengetuk dengan tangan.

Tokk!

Tokk!

Tokk!

Tetap saja tidak ada yang membukakan pintu, sehingga pikiran negatif mulai bermunculan di kepala Janu.

Sedangkan di dalam rumah.

Riki baru saja selesai mandi dua belas menit yang lalu, ia bahkan sudah berganti pakaian menjadi sebuah piama polos, lengan pendek berwarna navy blue, rambutnya sudah ia keringkan membuat rambut belah tengahnya menghilang di ganti menjadi tergerai bebas hingga menutup kening. 

Sayup-sayup Riki mendengar suara bel, membuatnya yang sedang memainkan ponsel di sofa ruang tamu langsung bangkit.

"Mengapa bajingan itu selalu datang!" Riki membuang ponselnya ke samping, kemudian ia bangkit.

Namun bukannya membukakan pintu, Riki justru melangkah ke arah dapur.

"Aku tidak akan membiarkanmu masuk lagi ke rumahku..."

Sambil berjalan, Riki mendengar suara bel kini digantikan oleh beberapa ketukan pintu. Kemudian ia mendengus. "Kita lihat saja seberapa lama kau akan bertahan di luar sana."

Tentu saja Riki mengetahui di luar sedang hujan lebat, tapi ia tidak ingin menerima kedatangan Janu kali ini. Karena ia pasti akan dibuat repot nantinya. Memang sedikit jahat tapi mau bagaimana lagi Riki sudah terlalu baik pada Janu dan itu tidak akan baik untuknya.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang