16. Red Devils

635 63 3
                                    

Saat ini Riki tengah dudu dengan malas di bangku taman dekat dengan koridor kelas, dari sana ia dapat melihat siswa yang berlalu-lalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Riki tengah dudu dengan malas di bangku taman dekat dengan koridor kelas, dari sana ia dapat melihat siswa yang berlalu-lalang.

Meminum jus strawberry yang sisa setengah, Riki terbatuk ketika melihat di ujung sana ada Janu dan Veera sedang berjalan berduaan menuju ke lantai dua, entah apa yang mereka bahas. Riki tidak peduli.

"Huh! Dia tidak mau di khianati tapi dia sendiri yang mengkhianati Rizky... Aku tidak mengerti dengannya."

Setelah kejadian di balkon, entah kenapa keduanya menjadi canggung, dimana Riki yang terus menghindar dan Janu yang terus merasa bersalah. Pada akhinya Janu memutuskan untuk pulang ke rumahnya, sedangkan Riki ia memikirkan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Karena mulai sekarang ia harus berhati-hati pada Janu.

"Hei! Sedang memikirkan apa. Sepertinya sangat penting," tiba-tiba Ilham datang dan duduk di bangku sebelah Riki.

Riki yang terkejut hampir menyemburkan jus strawberry yang baru saja ia minum sampai habis. "Bukan urusanmu." Jawabnya ketus.

Melihat ke arah pandang yang Riki tuju, Ilham ber-oh ria. "Kau merasa cemburu melihat mereka?" Tanya Ilham ketika melihat ternyata di lantai dua ada Janu dan Veera yang sedang mengobrol.

Memalingkan wajahnya dengan kasar, Riki memasang wajah datar. "Apa wajahku terlihat peduli?" Ilham semakin terkekeh mendengar ucapan Riki barusan.

"Aku mengerti, lalu?"

"Lalu apa, kau mau ku hajar hah? Bicara yang jelas." Sepertinya Riki mulai kesal dengan keberadaan Ilham.

"Sudah mendapatkan yang kau inginkan?"

Ah Riki baru ingat sekarang, kebetulan Ilham yang datang sendiri padanya jadi ia harus memanfaatkan keadaan.

Menepikan bekas tempat minum dan roti yang belum di makan, Riki memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Ilham. Lalu ia menatap mata Ilham dalam. "Belum, tapi akan segera terpenuhi jika kau mau memberikanku informasi tentang sesuatu yang sangat penting bagiku."

Mengangkat sebelah alisnya, Ilham terlihat penasaran. "Bukankah aku sudah memberikanmu semua informasi penting. Kau tidak membacanya dengan benar ya?"

Riki gelagapan, benar bahwa dirinya tidak membaca semua catatan yang berada di dalam buku hitam milik adiknya yang telah Ilham berikan tempo hari lalu. "Sudah, aku bahkan membacanya berulang-ulang. Tapi di sana tidak ada informasi yang ku inginkan saat ini," elaknya.

Ilham mengangguk pura-pura paham. "Hmm... Memangnya informasi semacam apa yang ingin kau ketahui dariku."

Mendapat kesempatan, mata Riki langsung berbinar. Wajahnya ia condongkan ke depan membuat Ilham mundur. "Katakan padaku, apa kelemahan Janu... Kau pasti tahu kan!"

"Kelemahan Janu? Kau bertanya tentang kelemahan ketua geng terkuat di kota ini padaku? Jangan bercanda!" Ilham menyentil jidat Riki, membuat empunya meringis kesakitan karena tidak siap menerima serangan mendadak.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang