15. Obsesi

921 71 1
                                    

Di pagi hari Riki terbangun karena merasakan cahaya yang begitu silau dari arah samping karena gorden yang telah di ikat ke samping jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di pagi hari Riki terbangun karena merasakan cahaya yang begitu silau dari arah samping karena gorden yang telah di ikat ke samping jendela. Membuat sinar matahari dengan bebas memenuhi ruangan.

Awalnya ia hanya bergerak malas sembari menutup matanya dengan lengan kanan. Entah kenapa rasanya malas sekali untuk bangun.

Namun sedetik kemudian ia baru tersadar, ia langsung mendudukkan tubuhnya dan segera mencari handphone miliknya. "Hah! Jam berapa ini?"

"Sialan! Mengapa tidak ada yang membangunkan-ku.... Janu brengsek lagi-lagi aku telat karena ulahnya!"

Dengan tergesa-gesa Riki langsung berlari ke kamar mandi. Tidak ada waktu lagi baginya, ini sudah sangat telat untuk pergi ke sekolah. Jangan sampai ia dihukum ketika sampai di sekolah nanti.

Setelah mandi, dan berpakaian sedikit berantakan. Riki berjalan menuruni tangga. Bahkan ia tidak memperhatikan sekitar. "Awas kau nanti! Akan ku pastikan kali ini kau tidak akan lolos dariku..." grutunya sambil menuruni anak tangga.

"Mau kemana?" Langkah kaki Riki langsung terhenti saat mendengar seseorang yang menjadi alasannya kesal di pagi hari.

"Kau? Kenapa masih di sini, dan kenapa kau memakai bajuku." Riki berucap dengan nada jengkel, ia langsung melangkah mundur ke meja makan yang telah ia lewati tadi.

Di meja makan ada Janu dan beberapa pelayan. Janu memakai pakaian milik Riki, kemeja berwarna krem, lengannya di gulung sampai sikut, dan kancing atasnya dibiarkan terbuka. Entah apa tujuannya, namun para pelayan hampir pingsan karena melihat penampilan Janu.

"Tidak boleh? Oh, apa kau rela jika mereka melihatku tampa pakaian..." Janu malah balik bertanya sambil melirik pelayan yang hampir saja menjerit jika mereka tidak ingat sedang berada di mana, apalagi tuan mereka terlihat sedang kesal, mungkin cemburu? Entahlah.

"....." Riki malas menjawab omong kosong Janu, ia memutuskan untuk sarapan. Padahal jam pelajaran hampir di mulai, bukannya segera pergi ia malah duduk di samping Janu.

Pelayan yang tidak tahu apa-apa hanya bergerak gugup menyiapkan sarapan untuk keduanya.

"Rupanya kau lebih memilih baju ini dari pada tubuhku." Setelah mengatakan itu Janu bergerak untuk membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan.

"Berhenti! Hal gila macam apalagi yang ingin kau lakukan... Pakai saja, aku tidak peduli," potong Riki panik. Ia melirik pelayan yang heboh dengan tatapan sinis, membuat para pelayan segera melipat mulut mereka rapat-rapat.

"Dan kalian, kenapa tidak ada yang membangunkan-ku?" Riki bertanya kepada para pelayan, biasanya mereka akan membangunkannya jika alarm tidak berhasil membuatnya bangun. Tetapi pagi ini tidak ada satupun yang membangunkannya sehingga ia telat berangkat sekolah.

"Maafkan kami ki-"

"Panggil aku tuan muda," Riki segera memotong ucapan pelayan yang ingin menjelaskan alasan mereka, ia sadar bahwa pelayan di sini memangilnya dengan sebutan 'kiki' jika Janu mendengar itu otomatis identitasnya akan terbongkar, dan akan membuatnya repot. Jadi untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan ia harus bisa mengatasinya dengan sigap.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang