30. Keraguan

420 39 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Ilham mengantar Haikal pulang dengan motor miliknya. Ketika sampai haikal langsung turun dari motor dan meneriaki para penjaga yang tengah asyik malas-malasan ditempat jaganya, dengan terus menendang gerbang besar di depannya.

Para penjaga langsung meloncat karena terkejut mendengar ada yang meneriaki mereka, suara itu terdengar familiar. 

Segera ketika melihat siapa yang datang para penjaga berlari menuju ke arah dua orang di depan sana, bersiap untuk membukakan gerbang. Namun sebelum itu penjaga yang berbadan tegap melontarkan pertanyaan. "Ingin mencari siapa nona?"

Haikal yang berdiri di depan gerbang langsung berwajah masam. "Siapa yang kau sebut nona?"

"T-tuan Haikal?" Para penjaga melebarkan matanya, ragu ragu dengan kebenaran yang baru saja mereka dengar.  Suara gadis didepan mereka memang terdengar seperti tuan mudanya. Namun mengapa Haikal berpenampilan demikian? Akan tetapi mereka tidak memiliki hak untuk bertanya jadi mereka hanya menunduk.

Ilham menahan tawa ketika menyaksikan kejadian dihadapannya. Melihat para penjaga yang keliru ia jadi membayangkan bagaimana reaksi Fadil nantinya.

"Apa yang lucu ?" Tanyanya pada Ilham yang langsung memasang wajah datar seperti tidak terjadi apa-apa."Dan kalian Kenap diam saja?" Lanjutnya pada para penjaga yang diam mematung.

Para penjaga dengan wajah panik langsung membuka gerbang agar Haikal bisa masuk ke dalam. Sedangkan Ilham ia langsung bergegas pergi dari sana tampa mengatakan sepatah kata pun.

Haikal berjalan masuk, ia ingin segera beristirahat karena jujur saja ia sangat lelah.  Ternyata menjadi perempuan sangatlah berat pikirnya setelah seharian berpura-pura menjadi seorang gadis.

Haikal berhenti melangkah, Lalu....

"Sial!" Umpatnya ketika melihat Fadil yang berdiri di pintu masuk dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Harus ia taruh di mana wajahnya? Ini sangat memalukan. Ia sangat menyesal karena mengiyakan rencana bodoh Ilham. Ditambah lagi kebodohannya sendiri karena lupa mengganti pakaian, waktu yang berjalan begitu cepat membuatnya tidak dapat melakukan apa-apa.

Tidak ada pilihan lain selain tetap maju. Awalnya ia mengira bahwa Fadil akan menertawai penampilannya.

Namun yang terjadi?

"Kau pergi begitu lama dengan penampilan seperti itu? Untuk apa?" Suara Fadil terdengar kesal.

Haikal menyipitkan matanya. Dengan ragu menjawab. "Bukankah kau sudah tahu, Ilham pasti sudah mengatakannya padamu kan?" Ia berhenti di depan Fadil yang juga berjalan maju mendekatinya.

Benar, setelah mengirimkan potret Haikal, Ilham memberi tahu Fadil tentang rencana mereka dan hal tersebut tentunya membuat Fadil marah. "Mengapa kalian semua berpikiran kotor, atas dasar apa kalian menyimpulkan bahwa dia yang menyerang Janu dan Riki?"

Love Obsession! [Sunric Lokal]Where stories live. Discover now