6. Yollanda Amelia

209K 26K 811
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

"Baiklah, untuk pembelajaran kali ini dicukupkan sampai di sini. Selamat beristirahat."

Anak-anak kelas pada bersorak. Jam istirahat adalah waktu yang sangat dinanti-nantikan bagi semua murid. Araya menutup buku pelajarannya, matanya mencari seseorang.

"Zayn!"

Araya hanya memanggil Zayn, namun yang menoleh ke arahnya hampir semua murid yang ada di kelas. Dia segera berlari ke arah Zayn yang sepertinya akan keluar dari kelas.

"Ray, lo mau kemana?" teriak Elita namun tidak dihiraukannya.

"Zayn, ke kantin yuk."

Semua orang kini dibuat terkejut mendengar ajakan Araya kepada Zayn. Biasanya gadis itu berkata seperti barusan kepada Alaskar, bukan Zayn.

"Lo gak salah ajak orang?" tanya Zayn heran.

Araya menggeleng. "Gue ajak lo. Emangnya di kelas ini ada yang namanya Zayn selain lo? Enggak, kan?"

"Biasanya kan lo ngajak Alaskar, bukan gue."

Araya menghela napas sembari memutar bola matanya searah jarum jam.

"Gua ajak lo, Zayn Chandrio."

"Tapi-"

"Lo mah lama!"

Araya menarik tangan Zayn keluar dari kelas mereka. Hampir semua mata di ruangan tersebut membulat saat melihat kejadian barusan.

"Gak dapet Alaskar, temennya pun jadi," celetuk Zeyn masih syok dengan kembarannya yang tiba-tiba ditarik oleh Araya.

"Gue turut prihatin sama lo, Kar," saut Garvan seraya menepuk pundak Alaskar yang terdiam.

Sedangkan Alaskar hanya terdiam dengan mata menatap lurus ke depan. Lain halnya dengan seorang gadis yang tengah mengepalkan kedua tangannya tanpa seorang pun tau.

***

Berita tentang kejadian yang baru saja terjadi, seketika langsung melesat ke penjuru sekolah. Bahkan berita Araya yang mengajak Zayn ke kantin dan menarik laki-laki tersebut sampai masuk di instagram lambe turah milik sekolah mereka.

Sedangkan Araya hanya acuh saja. Lagian dia melakukan hal ini hanya sebagai permintaan maaf atas kejadian tadi malam yang ia memukul laki-laki itu menggunakan centong sayur.

"Makan yang banyak, Zay," ucap Araya sambil menyodorkan satu mangkok bakso.

"Lo kenapa ngelakuin hal ini? Orang lain bisa salah paham sama kita, Ay."

"Ngapain sih, peduli sama omongan orang? Gak ada manfaatnya."

Zayn memasukkan satu sendok bakso ke dalam mulutnya. Matanya melihat ke arah meja tempat anak Ravloska berkumpul. Bahkan mereka kini tengah memandang ke arahnya.

"Adanya gue di sini bakal jadi masalah baru, Ay."

Araya tau akan maksud perkataan laki-laki itu. Ekspresi wajahnya seketika mendingin.

"Lo mau, nama lo jadi buruk dengan gosip yang gak bener karena ngeliat kita berduaan?" tanya Zayn.

"Bukannya nama gue emang udah buruk, ya?"

TRANSMIGRASI ARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang