28. Tetap Dia Pemenangnya

156K 21.1K 754
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Araya memasuki rumahnya dengan langkah gontai. Hari ini terlalu banyak sesuatu yang tidak terduga.

Saat memasuki rumahnya, Araya bisa melihat ada anggota Ravloska yang tengah berkumpul di tempat biasa kecuali Arthur, bahkan Kiran dan Yolla juga ada bersama mereka.

Sepertinya mereka tidak menyadari kedatangan Araya. Mereka saling tertawa, entah menertawakan apa Araya tidak ingin tau.

"Baru balik lo, Ay? Abis dari mana?" tanya Zeyn yang menyadari kehadiran Araya lebih awal. Kini semua anggota Ravloska menoleh ke arahnya.

Araya menoleh. "Nyari duda, kenapa?"

"Segitu gak lakunya lo, Ray. Sekarang ngincernya duda," saut Yolla seraya terkekeh.

"Yolla!" tegur Kiran.

"Dia jalan sama gue."

Arthur muncul di belakang Araya. Setelah dari kafe, mereka pulang barengan karena kebetulan kata Arthur anggota Ravloska ada di rumahnya.

"Lo berdua jalan bareng?" tanya Garvan seraya melihat Araya dan Arthur bergantian.

"Kenapa? Masalah buat lo?" saut Araya.

"Kok bisa?" gumam si kembar yang masih bisa terdengar oleh telinganya.

Araya memandang mereka satu persatu. Pandangannya berhenti tepat di kedua mata milik ketua Ravloska.

"Gak dapet ketuanya, temannya pun jadi."

Alaskar terlihat mengatupkan rahangnya, kedua matanya menatap Araya tajam. Araya menoleh ke Arthur yang berdiri di sampingnya.

"Makasih Arthur udah nemenin gue, lo emang paling waras di antara mereka," ucap Araya sembari menepuk pundak laki-laki itu.

Araya pura-pura menguap. "Gue ke kamar dulu, mau lanjut meraih mimpi. Lo semua jangan berisik kalo gak mau gue seret dari rumah ini, yakan Bang Darren?"

Darren hanya diam, memandang Araya dengan pandangan yang tak biasanya.

Araya melirik kedua gadis dengan malas. "Btw ... kenapa di rumah gue ada pengemis sama ulat bulu?"

Yolla terlihat mengumpat tanpa suara. Araya langsung meninggalkan mereka begitu saja. Dia ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

Araya mendesah pelan. "Plot twist yang membagongkan."

Dia melihat langit-langit kamar dengan pandangan yang terlihat kosong.

"Lo dimana sih, Ay? Kalo gue baca cerita transmigrasi biasanya si tokoh asli suka muncul, kenapa lo enggak?"

"Lo lemah banget sumpah. Pergi gitu aja tanpa beresin semua yang terjadi."

"Gue akan beresin semuanya. Setelah beres, gue harap lo balik agar gue bisa kembali ke dunia gue yang sebenarnya."

Saat itu pintu kamar Araya ada yang mengetuk. Araya meliriknya dengan malas, dia dalam mode malas gerak.

TRANSMIGRASI ARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang