39. Temen Rasa Pacar?

142K 19K 1.4K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Anggota Ravloska tengah berkumpul di kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan. Di antara mereka semua tentunya ada Kiran dan juga Yolla.

"Zay, kalo makan itu jangan belepotan," ucap Yolla sembari membersihkan sudut bibir Zayn.

Zeyn yang duduk tepat di samping kembarannya tiba-tiba tersedak.

"Kebucinan lo ngalahin si Kiran sama si Alaskar njir," ujar Zeyn.

"Kenapa lo? Iri karena kembaran lo jadi pacar gue?"

"Kagak, lah. Ngapain gue iri? Justru gue heran kenapa kembaran gue mau sama mak lampir kek lo."

"Lo tuh ya!" sungut Yolla tidak terima.

"Udah Yoll, si Zeyn emang gitu. Jangan diladenin," ucap Zayn menengahi.

Zeyn hanya memutarkan bola matanya malas saat melihat Zayn yang membela gadis itu.

"Kar, ayang gue kenapa diem mulu dari tadi? Lo sakit, Ran?"

Kiran yang tengah melamun seketika terkesiap saat mendengar pertanyaan dari Garvan. Kini semua mata di meja itu melihat ke arahnya.

"Lo kenapa? Sakit?" tanya Alaskar.

"Engga, aku gak papa kok," jawab Kiran dengan cepat.

"Lo gak kayak biasanya, Ran. Gue perhatiin daritadi lo cuma diem."

"Nah, iya. Kirain cuma gue yang ngerasa kek gitu," tambah Zayn menimpali ucapan Garvan.

Kiran tersenyum tipis. "Aku gak papa, beneran."

"Atau ada yang ganggu lo lagi?" tanya Zeyn.

"Si Dera atau si Aya ganggu lo lagi, gak?"

"Enggak, Garvan. Gak ada yang ganggu sama sekali, aku gak papa. Jangan berlebihan, deh."

Yolla tertawa pelan. "Kalian kek gak tau aja Kiran kayak gimana anaknya, dia kan emang kadang cerewet dan kadang diem kayak sekarang."

"Kalaupun ada yang ganggu dia, pasti dia udah bilang ke kalian," lanjut Yolla. Kiran hanya mengangguk, mengiyakan ucapan Yolla.

"Kalo ada apa-apa kasih tau gue," ujar Alaskar.

"Iya, Alaskar."

Arthur tiba-tiba bangkit dari posisinya, membuat semua perhatian mereka teralihkan kepada laki-laki itu.

"Mau kemana lo, Thur?" tanya Zeyn.

"Balik kelas."

"Gak nunggu kita?" tambah Garvan.

Arthur melirik ke Garvan. "Gue mau mampir ke perpustakaan."

Arthur berlalu pergi setelah menjawab pertanyaan Garvan. Setelah perginya Arthur, Garvan sedikit mencondongkan badannya ke depan.

"Kok gue agak gimana sama tuh anak."

"Gak usah negatif thinking lo, si Arthur mana mungkin bermuka dua kayak si Aya," bantah Alaskar.

TRANSMIGRASI ARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang