32. Mencari Si Impostor

151K 19.4K 1.7K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"Hahaha ... gue ngakak liat wajah mereka berdua tadi."

Suara tawa milik Garvan menggelegar ke seisi ruangan. Tidak hanya suara ketawa dia saja, Zeyn dan Bayu juga ikut tertawa.

"Tapi gue kurang puas, mereka cuma lecet dikit doang," ujar Bayu dengan sisa tawanya.

"Lo gak akan puas kalo mereka belum mati, Bay."

"Nah, tuh lo tau," ucap Bayu menyetujui perkataan Zeyn.

Anggota inti Ravloska sedang berkumpul di rumah si kembar. Setelah pulang dari sekolah mereka langsung pergi ke rumah anak kembar tanpa pulang ke rumah masing-masing.

"Kar, kok lo bisa tau kalau si Jovan sama si Galang lewat jalan tadi?" tanya Zayn.

Alaskar yang sedang bermain catur bersama Arthur pun menoleh.

"Gue tau dari si Darren."

Atensi mereka teralihkan kepada Darren yang dengan santai sedang menikmati minuman bersoda kaleng.

"Karena jalan tadi yang sering anak-anak Levator lewati," jawab Darren mengerti dengan tatapan mereka semua.

"Tapi sayangnya si Nathan kagak ada, jadi gue gak puas," timpal Alaskar.

"Nah, bener. Para kacungnya gak penting, yang harus bener-bener kita singkirin itu si Nathan," saut Garvan.

"Setuju! Si Jovan sama si Galang cuma remahan rengginang, dikeroyok gitu aja langsung tepar." Bayu tertawa saat mengingat kembali kejadian satu jam yang lalu.

"Tapi ada satu lagi yang menurut gue agak mencurigakan."

Zayn membuka suaranya membuat mereka mengernyit kebingungan.

"Siapa?" tanya Zeyn kembarannya.

"Si Reno. Dia sedikit mencurigakan, ya gak?"

Mereka terdiam, memikirkan ucapan Zayn.

"Bener juga, tuh anak patut dicurigai. Dia tipe orang diam-diam membagongkan," balas Bayu.

Darren dan Alaskar terdiam. Apa yang dikatakan oleh Zayn benar. Di antara anak-anak Levator lainnya, yang paling mencurigakan adalah Reno.

Arthur melempar buah catur ke papan catur, membuat suara yang cukup keras. Mereka berenam seketika langsung menoleh.

"Kenapa lo Thur?" tanya Alaskar.

"Kagak. Cuma heran aja punya temen goblok kek lo semua."

Jawaban Arthur membuat mereka mengernyitkan dahi bingung.

"Maksud lo?" tanya Darren.

Arthur menatap mereka satu persatu. "Lo semua pada umur berapa?"

"Tujuh belas," jawab Zeyn dan Garvan.

"Kenapa kelakuannya melebihi bocah?"

TRANSMIGRASI ARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang