46. Playing Victim

128K 19.3K 1.4K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Tangannya membuka kenop pintu yang terhubung ke rooftop sekolah. Ia berjalan ke arah manusia yang berdiri di sisi pembatas rooftop.

"Lo puas sekarang?"

Orang itu menoleh ke belakang dengan senyuman manis di bibir mungilnya.

"Jujur gak puas, tapi ini baru permulaan buat mereka," jawab Araya sembari melihat ke bawah, ke arah lapangan yang tengah ramai.

Arthur mengikuti arah pandang Araya. Di lapangan penuh dengan para siswa. Mereka sedang menyaksikan pembalasan seorang Ravloska kepada si pengkhianat, Yollanda.

Gadis itu di kelilingi oleh semua siswa dan mendapatkan teriakan caci maki dari semua orang. Bahkan sebagian dari mereka melemparkan kertas-kertas yang dibentuk menjadi bulat.

"Dasar dunia fiksi, bisa-bisanya ada kejadian kayak gini gak ada guru yang misahin," celetuk Araya.

Arthur tidak berkomentar apa-apa. Dia memandang ke bawah sana tanpa ekspresi.

"Lo gak mau ikutan kayak mereka Thur?"

"Gue gak punya urusan sama mereka. Lo sendiri?"

Araya menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Ngotorin tangan kayak mereka? Ogah!"

Terlihat Alaskar yang menampar pipi gadis itu sembari terus mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya.

"Lo dapet dari mana temen yang ringan tangan begitu?" tanya Araya saat melihat perlakuan Alaskar kepada Yolla.

"Mereka bukan temen gue."

Araya melirik Arthur. "Dih, dalam keadaan kek gini mereka enggak dianggap. Padahal setiap harinya barengan."

Arthur tidak menggubris perkataan Araya, dan malah mengacuhkannya.

"Dia emang pantes dapetin itu semua," ucap Arthur membuat Araya seketika menoleh.

"Gara-gara dia, Aya menderita. Aya harus menanggung semuanya, akibat cewek sialan itu," lanjutnya.

"Heh! Mana ada si Aya yang nanggung semuanya. Yang ada itu gue! Gue gak tau apa-apa tapi harus selesaikan semua masalah yang dia punya," sungut Araya tidak terima.

Lelaki itu memalingkan wajahnya ke arah Araya. Dia memandang gadis di sampingnya.

"Demi lo, gue berhasil dapetin video itu dan ngungkap siapa impostornya."

Araya terkekeh. "Demi gue atau demi si Aya, nih?"

Arthur baru saja membuka mulut akan menjawab, tapi tangan Araya langsung membungkamnya.

"Gak usah dijawab, gue tau lo ngelakuin ini demi si Aya."

"Kata siapa?" tanya Arthur.

"Kata gue barusan, kuping lo budek?"

Arthur mendenguskan napasnya terdengar kesal.

TRANSMIGRASI ARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang