9. Bertemu Tokoh Lain

209K 26.3K 944
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

"CANGCIMEN-CANGCIMEN ... KACANG KUACI PERMEN."

"Berisik, lo! Bukannya salam malah cosplay jadi pedagang cangcimen," tegur Zayn.

"Assalamualaikum ya ah–"

Buk!

Belum juga Garvan menyelesaikan perkataannya, sebuah bantal sofa melayang ke wajahnya.

"Arthur biadab! Belum juga gue selesai ngomong maen lempar aja. Untung aja wajah ganteng gue permanen."

"Gue udah tau otak sesat lo," ujar Arthur.

"Jahat amat lo, Thur. Otak gue kan masih suci bersih kaya kertas hvs."

Arthur tidak membalas perkataan Garvan. Jika ia terus membalas perkataannya, berarti tidak ada bedanya dia sama Garvan.

"Si Alaskar sama si Zeyn kemana?" tanya Garvan seraya mengambil minuman yang sudah tersedia.

"Si Zeyn lagi ganti baju. Kalo si Alaskar lagi nganterin si Kiran," jawab Zayn si tuan rumah.

Mereka sedang berada di rumah si kembar Zayn dan Zeyn. Berhubungan kedua orang tua mereka bekerja di luar negeri, jadi anggota inti Ravloska sering menghabiskan waktu di rumah mereka.

"Wuih, panjang umur juga lo, Kar."

Garvan berseru saat melihat Alaskar memasuki kediaman si kembar. Laki-laki itu masih mengenakan baju seragam sekolahnya.

"Gimana ayang gue? Lo anterin dia selamat sampe rumah, kan?"

Bukannya mendapatkan jawaban, Garvan malah mendapatkan tatapan tajam milik Alaskar.

"Buset, pawangnya serem amat. Pantes si Aya udah gak deket-deket lo lagi," ucap Garvan tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Berbicara soal si Aya. Gue jadi heran kenapa dia tiba-tiba berubah," celetuk Zayn.

"Mungkin dia udah cape ngejar-ngejar manusia tak punya hati kaya si Alaskar," saut Arthur blak-blakan.

Sedangkan Alaskar hanya acuh saja. Hal seperti ini sudah sering ia dapatkan.

"Kalo dia berhenti ngejar-ngejar si Alaskar, kenapa dia juga kaya ngehindar dari kita?" Tiba-tiba Zeyn datang dan bergabung ke dalam pembicaraan mereka.

"Nah, bener tuh. Seolah-olah dia kaya bukan Aya yang kita kenal."

"Kaya satu tubuh tapi beda orang," ucap Zeyn menambahkan ucapan Garvan.

Mereka berlima terlihat sibuk dengan pikirannya masing-masing. Memikirkan kenapa Araya yang mereka kenal tiba-tiba berubah begitu saja.

"Awal mula dia berubah, waktu kepalanya kena bola basket ulah si Alaskar, kan?" tanya Zayn.

"Nah, bener. Besoknya dia langsung pindah tempat duduk."

Alaskar yang menjadi pusat perhatian hanya menghela napas.

"Gue udah minta maaf soal itu."

TRANSMIGRASI ARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang