3. Did You Fuck Her?!

481 8 1
                                    


......haruskah dia bertahan dengan hubungan tak sehat ini atau memilih pergi dan mengakhiri semuanya dengan hati yang juga terasa berat karena telah terlampau sangat mencintainya

— R&R —

[WARNING] Mengandung unsur dewasa: kekerasan, dan/kata-kata kasar. Pembaca di bawah umur mohon bijak

"Oh itu—"

Ceklek

Ranu melebarkan mata ketika melihat dari pantulan cermin sosok Melissa datang membuka pintu kamarnya.

"Sudah dulu ya, ada yang harus kuurus."

Tut!

Ranu memutus sambungan dengan harapan besar Raline tidak melihat Melissa. Pria itu beranjak dari kursinya penuh kemarahan.

"Keluar!" Ranu mencengkram tangan perempuan itu untuk berusaha menyeretnya keluar.

"Tunggu," Melissa menahan gerakannya. "Apa kau tidak mau tahu apa yang sedang pamanku rencanakan untuk menghancurkanmu?" Strategi Melissa berhasil. Ia merasakan cekalan di tangannya mengendur.

"Katakan apa yang kau ketahui," Ranu memberikan pandangan kaku pada perempuan itu.

Seketika, wajah Melissa menjelma jadi penuh perhitungan, "Pebisnis sepertimu pasti tahu tidak ada yang cuma-cuma di dunia ini."

Ranu memejamkan matanya muak, "Apa maumu?"

Melissa mendekati Ranu, "Tenang saja. Apa yang ku mau adalah apa yang juga laki-laki sepertimu mau."—kedua tangannya menelusuri dada bidang lelaki itu dengan jemarinya.

Tingkahnya mudah terbaca membuat Ranu menampik tangan Melissa dengan kasar. Namun pantang bagi Melissa untuk langsung mundur. Satu tangannya yang lain bergerak mengeluarkan bagian bawah kemeja Ranu dari dalam celana panjangnya. "Aku tahu kau punya hasrat yang besar, Ranu. Bukankah itu alasanmu tidak mengunci pintu kamar? Agar aku bisa masuk dan memberikanmu kehangatan?"

Tipu daya perempuan itu selalu berhasil mengelabuhi semua laki-laki. Dan Melissa pun yakin kali ini dia telah berhasil membuat Ranu terpedaya. Laki-laki itu sama sekali tidak bereaksi bahkan sampai Melissa hampir melepas kancing kemeja terakhirnya. Sayangnya Melissa telah keliru. Ranu tidak bergerak sebab dia tengah berusaha menahan diri agar tidak mencekik leher perempuan itu sekarang juga.

"Pergi atau aku akan membunuhmu," ancam Ranu.

Melissa menyeringai. Ia memajukan wajah lalu menopang dagunya di dada telanjang Ranu, "Coba saja kalau bisa. Aku tahu kau telah kehilangan naluri membunuhmu sejak bertemu wanita sialan itu kan?"

Ranu mendorong tubuh Melissa kasar hingga membuat wanita itu terduduk di atas kasur. "Aku bisa benar-benar membuatmu mati mengenaskan jika kau berani lancang."

Satu sudut bibir Melissa terangkat. Ia menarik kedua sisi kemeja Ranu dengan kuat lalu membawa lelaki itu hampir mendihinya. Posisi Melissa telah terbaring sementara Ranu yang terkejut dengan gerakan tiba-tiba untungnya bisa menopang kedua tubuhnya dengan kedua tangan. Ia lebih terkejut lagi ketika Melissa melepas handuk yang dikenakan, membuat batang tubuh polosnya yang hanya tertutup sepasang dalaman hitam menjadi terlihat oleh sepasang mata Ranu.

"Bagaimana? Bukankah lebih indah daripada milik istri siri-mu?" Ekspresi Ranu yang tercekat membuat Melissa tertawa sinis, "Kau pikir aku tidak tahu? Hubungan suami istri kalian yang tidak resmi sebetulnya wajib dipertanyakan—tunggu, apakah kalian bahkan pantas disebut suami istri?"

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now