12. Mr Hot Robot

189 5 0
                                    


Tak

Tak

Tak

Bunyi ketukan kuku dan meja terdengar beberapa kali. Otak Adyan bak mengepulkan asap hitam akibat terlalu keras berpikir. Pria berusia hampir kepala lima itu memejamkan matanya sembari sesekali mengeluarkan decakan.

"Aku tidak mengerti," Suara berat terdengar dengan sedikit lenguhan.

"Bagaimana bisa dia menangani fluktuasi saham perusahaannya secepat itu. Bahkan saat sedang berbulan madu pun bajingan itu masih bisa mengembalikan harga saham yang sudah minus delapan puluh persen. Dia sama sekali tidak lengah dan itu membuatku semakin membencinya," tangan Adyan mengepal kuat.

"Kau benar, kemampuannya tidak bisa diremehkan. Kita harus pikirkan cara lain." Thomas, laki-laki paruh baya yang sedari tadi duduk menyimak, menimpali.

Keduanya kembali bergeming, larut dalam pikiran yang berbeda untuk mencari solusi agar bisa mengalahkan orang yang sama, yaitu Ranustra Zander. Biang kerok dari segala masalah Adyan dan Thomas.

Ceklek

Pintu terbuka bersamaan dengan masuknya seorang laki-laki bertubuh tinggi ramping berkulit sawo matang. Laki-laki itu tanpa ragu melangkah mendekati Thomas, setelah pria berkepala botak itu memberinya kode.

Adyan memerhatikan laki-laki yang diketahui sebagai pengikut Thomas yang baru itu dengan teliti. Perhatian Adyan terpusat pada objek bewarna coklat yang dibawa oleh asisten Thomas.

"Ini dokumen yang Anda minta, Sir."

Tangan Thomas terulur meraih map itu, "Terima kasih, Milan. Kerjamu sangat bagus untuk hitungan karyawan baru."

Senyum sumringah langsung terpancar di wajah keriputnya begitu membuka isi dokumen dalam map tersebut. Adyan yang sedari tadi sudah penasaran, langsung mendekat.

"Sepandai-pandainya tupai melompat pasti pernah melakukan kesalahan juga. Dan kesalahan Ranu kali ini benar-benar membuatku bahagia." pecahan tawa sinis mengiringi kalimat Thomas.

Adyan merebut lembar putih tersebut. Bola matanya menggelinding ke kanan dan kiri mencermati bulir bulir kalimat yang sejenak membuatnya terperangah.

"WHAT?! OH MY GOODNESS!"

Layaknya seseorang yang baru saja memenangkan lotre bernilai ratusan milyar, Adyan mengembangkan senyum yang tak kalah lebar dari Thomas. Ia lantas memapankan diri kembali, mengambil posisi untuk menyusun rencana baru dengan Thomas. Mereka berdua tampak begitu khusyu' membahas rencana besar untuk menghabisi seseorang.

"Briliant! Itu rencana yang sempurna! Aku yakin kali ini bocah bajingan itu pasti akan mampus, ha ha ha..."

- R&R -

Pagi itu, sama seperti hari-hari lain belakangan ini, Raline hanya menghabiskan waktunya dengan duduk lemas menemani Ranu yang sedang fokus menatap layar laptop. Beragam grafik, tabel, dan grafik warna warni di monitor itu sama sekali tidak membuat Raline tertarik. Wanita berusia 24 tahun tersebut memilih untuk kembali memasukan batang demi batang jajan pocky rasa strawberry yang kini tersisa setengah.

Mereka berdua duduk saling bersebelahan di atas sofa empuk depan TV. Kepala Raline bersandar di salah satu pundak Ranu. Satu tangannya sibuk memencet tombol remote, mencari saluran TV yang setidaknya bisa mengalihkan rasa kesalnya.

'Cih, katanya ingin cepat-cepat punya anak. Mana janji seks sehari lima kali itu, huh?! Dia malah sibuk bercinta dengan laporan-laporan sialan itu, sangat menyebalkannn!!!!!!'

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now