35. Cause You're My Husband

213 2 0
                                    

....Bagaimanapun keadaanmu, aku harus selalu ada disisimu, dan hanya pergi kalau kamu yang menginginkanku untuk pergi. Karena aku tidak mungkin melawan suamiku sendiri....

- R&R -

Ranu menggila. Ia kembali menyusuri jembatan tua tempatnya meninggalkan seorang perempuan.

Gelap, dingin dan....hujan

Semua hal itu harus menamparnya berkali-kali dulu baru Ranu tersadar bahwa ia tidak seharusnya meninggalkan Raline sendirian disana. Dari balik kaca mobil yang dihantam rintikan hujan, matanya berpendar. Menyapu sepanjang trotoar dan berharap segera menemukan sosok istrinya. Ranu kelusuh kelasah, jantungnya berpacu cepat. Debarannya sangat kuat seperti akan meledak dan menghancurkan paru-parunya. Kedua tangannya meremas setir kuat.

"Raline, kamu dimana..." Ranu mulai frustrasi.

Ketika kendaraan yang Ranu naiki memasuki wilayah yang lebih gulita, sorot lampunya menangkap segerombol sosok-sosok hitam tengah mengerubungi seseorang. Di samping badan mobil van yang terparkir disana, seorang tubuh wanita melayang dengan leher yang dicengkeram kuat. Berselang satu degub jantung, Ranu membelalak. Segera Ranu merogoh dashboardnya, meraih senjata api disana, dan keluar dengan rahang yang mengetat.

Pria-pria hitam yang mengepung seorang wanita disana sontak menoleh ketika cahaya yang begitu terang menyorot pada mereka. Siluet berbadan jangkung dan kekar yang tiba-tiba muncul membuat mereka memicing. Selang satu kedipan, timah panas langsung menghantam kepala mereka.

Dor!

Ketika bunyi ledakan timah panas terdengar, cengkraman di leher Raline terlepas. Batang tenggorokannya melunak dan layu. Serta merta lemas mengguyur badannya bersamaan dengan air hujan yang menderas.

Raline tidak dapat mendengar apapun kecuali dengung di telinganya. Pandangannya semakin memburam dan berkunang-kunang. Hanya satu yang terlihat: sosok pria yang berlari kencang menerobos hujan kepadanya.

Saat tinggal selangkah lagi sosok itu menggapainya, tubuh Raline meluruh lemas. Lalu dalam sekejap gelap gulita menelan kesadarannya.

- R&R -

Dalam gendongan Ranu, tubuh itu menggigil hebat. Bibirnya memutih, mata terpejam cekung dan menghitam. Memar memar biru di sekujur tubuhnya semakin terlihat saat kulitnya bertambah pucat. Ketika tubuh itu bersentuhan dengan kulit Ranu, dinginnya merembes sampai terasa di pembuluh darah Ranu yang mengalir deras. Secepat mungkin, Ranu berlari kencang membopong tubuh itu memasuki IGD.

"Lewat sini, Tuan!"

Seruan perawat yang langsung siaga ketika melihat Ranu datang membawa calon pasien, mengintruksinya untuk memasuki bilik penangangan darurat. Setelah Ranu membaringkan tubuh itu ke atas bangsal, perawat yang baru saja menyeru padanya segera melakukan pengecekan medis.

Perawat dengan wajah seriusnya, menghadap Ranu, "Tuan, anda bisa menunggunya diluar, kami harus menutup bilik dan mengganti pakaiannya yang basah."

Ranu mengangguk lantas menuruti kata perawat itu. Ia terduduk lemas dengan mata yang tertanam kuat tubuh diatas bangsal yang perlahan ditutup tirai kain putih.

Ketika sekumpulan manusia berjubah putih datang berbondong-bondong membawa senjata mereka, Ranu bertambah kacau. Seperti dejavu, ia kembali menyaksikan Raline dikerubungi banyak orang berwajah siaga. Jantung Ranu berpacu lebih cepat. Ranu menyikat rambutnya beberapa kali dengan tangan. Paru-parunya terus memopa udara hangat keluar dari tubuhnya bergetar panik.

"Pasien hipotermia, suhu tubuhnya 30 derajat," gemuruh suara tenaga medis bercakap-cakap terdengar bernada tegang. Di dalam bilik yang tertutup, pakaian basah Raline telah berganti menjadi seragam pasien. Tapi tubuhnya masih sepucat saat Ranu membawanya kemari walau tidak menggigil lagi.

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now