18. After 2 Years

231 5 0
                                    


Dalam sebuah kamar yang berdinding beton, bayangan lelaki bertelanjang dada terlihat menggantung pada sebuah palang lurus. Bulir keringat mengalir di permukaan urat-urat yang menonjol saat ia mengangkat badan menggunakan kekuatan tangan. Tubuhnya terangkat hingga dadanya sejajar dengan palang tunggal. Ia menahannya beberapa saat sebelum kembali turun.

Gerakan pull up tersebut ia lakukan berkali-kali membuat otot di punggungnya semakin kekar dan besar. Setelah menjalani terapi, ia akhirnya bisa pulih total dari cidera tulang punggung yang pernah dialami. Kini tubuhnya lebih berotot dari sebelumnya. Hidup dalam bayangan dendam dan kebencian membuatnya semakin kuat setiap hari.

"Adyan telah menunjukan batang hidungnya. Saatnya bergerak."

Suara baritone menghentikan gerakan olahraga angkat badannya. Lelaki bertubuh kekar dan ramping itu melepas palang tunggal dan melenggang menghampiri Pria berjenggot yang baru saja masuk. Satu tangannya menyambar handuk kecil. Lalu dengan kasar menggosok-gosokan kain bertekstur tersebut ke sekujur tubuhnya untuk mengelap peluh.

"Dia mengirim bawahannya untuk bertemu seseorang yang aku curigai sebagai sekutunya. Dugaanku mereka akan melakukan transaksi senjata ilegal. Datanglah ke tempat itu dan habisi mereka. Kita akan mengusik Adyan dengan melenyapkan sekutunya." lanjut Reymond. Ia menyodorkan secarik kertas.

Mata beriris abu gelap itu menatap sebuah kertas lusuh yang diatasnya tertulis waktu dan deretan alamat suatu tempat. Mengingat siapa orang yang akan dihabisi saat ini membuat darahnya mendidih. Ia terpejam dengan kepala yang dibayangi wajah picik seorang pria baruh baya yang telah membuat hidupnya hancur. Jemarinya mengeras, ia meremas kertas lusuh dalam genggamannya menjadi gulungan kecil. Setelah kecelakaan dua tahun lalu, Ia bersumpah akan menghabisi orang itu bagaimanapun caranya.

-R&R-

Informasi dalam kertas lusuh yang diberikan Reymond, menuntunnya ke sebuah gedung tua yang dindingnya mulai rapuh digerogoti lumut dan akar tumbuhan menjalar. Lelaki tersebut berada di atap bangunan lain yang letaknya tepat disebrang gedung tersebut dengan senapan panjang telah siap membidik.

Ia mengenakan kostum serba hitam dilengkapi dengan rompi anti peluru di bagian luarnya. Aura dingin wajahnya ditutupi oleh masker buff hitam. Dan di kepalanya bertengger dead hat hitam menaungi sorot membunuhnya.

'Ranu, bersiaplah. Target segera datang.'

Alat komunikasi yang terpasang di telinganya memberi perintah. Ketika sebuah mobil sedan putih sasarannya terlihat, Ranu telah menyiapkan ibu jarinya di tuas pelatuk. Satu matanya terpejam, membidik sosok siapapun yang keluar dari dalam mobil.

Seringai terlihat di wajahnya saat punggung seorang berjenis kelamin wanita keluar dari mobil. Wanita yang tak ia ketahui identitasnya itu memiliki ciri berambut panjang yang disemir coklat. Kacamata hitam bertengger di pangkal hidung membuat wajahnya tak begitu terlihat.

Bidikan Ranu sudah berada tepat di kepala wanita itu. Jari telunjuknya telah siap menarik pelatuk saat tiba-tiba wanita tersebut melepas kacamata hitamnya. Ketika sosok wanita itu memiringkan tubuh dan seluruh wajahnya dapat terlihat, Ranu tercengang.

 Ketika sosok wanita itu memiringkan tubuh dan seluruh wajahnya dapat terlihat, Ranu tercengang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now