14. Kita itu Saudara

644 77 5
                                    

play ; Nadin Amizah - Bertaut

[ Sorry for the typo(s). ]

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aduh."

"Ck."

"Masa harus download sih? Ogah banget."

Haduh ... agenda Rian kemarin itu gagal total, menyisakan decakan malas serta helaan napas dari Rian. Mangkanya sekarang, Rian hanya dapat lihat-lihat kamera lewat e-commerce.

Ia terpaksa mengurungkan niatnya untuk lihat-lihat kamera bersama Bang Ran. Bahkan untuk sekadar memikirkan hal itu, Rian sudah enggan. Ia tak akan menaruh harap banyak pada Bang Ran. Kalau Bang Ran sempat, ya syukur. Kalau tidak, yasudah, Rian tidak akan memaksa.

Walaupun ia sedikit kecewa.

Alasan gagalnya rencana kemarin malam itu, selain karena kejadian Syukur, Bang Ran juga pulang agak malam kemarin. Seegois apapun Rian, Rian tak akan dengan tega merenggut waktu istirahat Bang Ran yang hanya sebentar itu, hanya untuk lihat-lihat kamera yang masih bisa dilakukan di lain hari.

Bang Ran udah benar-benar jadi orang sibuk sekarang.

Ngobrol bebas dengan Bang Ran itu paling-paling cuma bisa di hari Sabtu dan Minggu, itupun kalau Bang Ran dapat shift sore. Selain hari-hari itu, mereka jarang sekali dapat mengobrol lama. Meskipun Bang Ran dapat shift pagi dan memiliki waktu senggang di malam harinya, seisi rumah akan membiarkan Bang Ran menikmati waktu istirahatnya, membiarkan Bang Ran melakukan apa yang ia mau. Dan tak ada yang akan berani untuk mengusiknya, termasuk Rian.

"Ari, boleh pinjem earphone lo, gak?"

Tanpa berpikir dua kali, Gantari langsung mengulurkan earphone-nya pada Rian yang tengah sibuk memilih-milih playlist untuk ia dengarkan pagi ini, berhubung pagi ini jamkos 2 jam pelajaran, waktu yang cukup bagi Rian untuk memulihkan kembali semangatnya hari ini.

"Tumben banget dengerin lagu. Galau?"

Rian menggeleng.

"Bosen aja," sahutnya santai. "Lo emang gak bosen?"

Gantari merotasi bola matanya, "Bosen, lah! Raya gak masuk, masalahnya. Rese banget tuh anak, bolos gak ngajak-ngajak."

Rian terkikik mendengarnya, "Lo? Bolos? Yakin?"

Pertanyaan sinis dari Rian itu, membuat Gantari sedikit kikuk. "Ya ... gue pingin ngerasain aja sekali. 'Kan SMA tuh cuma sekali seumur hidup. Apa yang lo alami di sini, sekarang, mungkin nggak akan bisa terulang lagi sampai kapanpun."

Rian sedikit setuju. Namun, tak sepenuhnya. Karena baginya, menikmati masa SMA itu bisa dengan cara lain, tak mesti dengan bolos atau melakukan kenakalan-kenakalan lainnya.

RANTAI • 00L NCT DREAMWhere stories live. Discover now