PART 10

5.9K 614 58
                                    

"Jaket lo mana?" tanya Hagi. Mereka sudah siap berangkat, Garin dengan kaos lengan pendek dan celana pendek, menggendong tas ransel.

"Gak usah, lagi panas kok."

Hagi mendecak. "Ya, sekarang panas, tar malem kalo keluar, gak akan gue ajak."

Garin menghela napas, kembali masuk ke kamar untuk mengambil jaketnya. Barulah Hagi bangkit untuk pergi, padahal dia sendiri bergaya pakaian sama seperti Garin, tidak terlihat bawa jaket. Lagian, Bali cukup panas bulan ini.

-

Tamu mereka hari ini. Sama seperti yang kemarin, sepasang suami istri muda yang katanya lagi honeymoon di Bali, turis lokal lagi, dari Jawa Tengah. Perjalanan diawali menuju pantai Sanur, dari sana baru mereka akan naik perahu untuk ke pulau Nusa Penida. Di Nusa Penida sudah dipesan penginapan dan kendaraan yang masih akan distir Hagi. Ada 9 tempat yang akan mereka kunjungi dalam 2 hari.

"Kalo capek bilang," kata Hagi saat duduk berdampingan dengan Garin di perahu.

"Santai, gue malah pernah ngeguide yang 3 hari dua malem di sana."

"Itu kan dulu, sekarang beda," sahut Hagi.

Garin nyengir. "Oh, iya," katanya, lupa sama keadaan badan sendiri.

-

Jalur Barat selalu menjadi tempat yang pertama dikunjungi, banyak pantai indah dengan pemandangan yang sangat indah di sana, apalagi jika dilihat dari atas. Sementara Hagi sibuk memotret tamunya, Garin sedang berdiri di ujung tebing menikmati pemandangan. Sambil memotret, Hagi terus memantau temannya itu, takut loncat dari ujung tebing.

Mereka harus menuruni tangga setapak untuk mencapai pantai di bawah. Hagi sedang merekam untuk video dokumentasi pasangan yang berjalan di hadapannya. Dukk ... refleks Hagi melirik ke belakang.

Garin nyengir. "Maaf, Gi, kepeleset," katanya yang berdiri sambil berpegangan pada kayu pembatas tangga, baru saja menabrak punggung Hagi.

"Mbak, Mas." Hagi memanggil pasangan yang sedang berjalan dengan hati-hati di depannya.

"Beneran mau ke bawah? Anak tangganya cuma sampai situ, sisanya jalan terjal, malah makin ke bawah makin agak ekstrim, panjang banget lagi jalannya, daripada nanti gak kuat, mending kita ke pantai lain, gimana?" Hagi menjelaskan dengan rinci, bukannya menakut-nakuti, tapi memang begitu adanya. Pasangan itu tampak melihat ke bawah lalu saling pandang, yang perempuan meringis.

"Iya deh, Sayang, kayaknya bakalan serem banget," katanya.

Lelakinya tanpa harus dipikir lagi, melirik Hagi. "Yaudah, Bli, gak jadi ke bawah, kita ke pantai lain aja," putusnya.

Hagi mengangguk, tersenyum. Dia berbalik, memegang lengan Garin, menggiringnya naik kembali.

"Kalo Bli pernah sampe bawah?" Sepertinya sang suami masih penasaran tentang pantai di bawah tebing itu.

"Saya pernah sekali, temen saya ini yang sering."

Garin menoleh ke belakang. "Wisatawan jarang ada yang turun ke bawah, Mas. Soalnya, ya itu, jalannya gak sembarangan, kalo fisik gak kuat bisa ambruk. Paling turis-turis mancanegara yang selalu turun, sayang mungkin mereka jauh-jauh masa gak diliat. Tapi kalo Mbak sama Mas gak bisa turun, jangan risau pantai-pantai yang mau kita kunjungi nanti sama bagusnya kok," jelas Garin.

Pasangan itu tersenyum, yang istri memeluk mesra lengan sang suami. Mereka bermesra-mesraan di belakang para jomblo.

-

Selesai membawa tamu menikmati tempat-tempat wisata di bagian Barat Nusa Penida, mereka istirahat dan makan di sebuah restoran. Sore hari nanti baru dilanjut, menikmati sunset di pantai yang juga terkenal indah di sana. Pasangan itu katanya ingin berburu sunset.

EGO (Selesai) Where stories live. Discover now