PART 27

4.7K 575 27
                                    

"Garin."

"Bang."

Dimas memasuki ruang rawat itu. Seperti biasa, dia selalu disambut oleh senyum Garin. Hari ini, dalam senyum itu tampak raut kecewa yang masih kentara.

"Hey, saya Lita."

Dimas membawa seseorang.

"Garin." Garin menerima jabat tangan seorang perempuan itu. Sekilas melirik Dimas, bertanya-tanya.

"Saya pernah berjuang kayak kamu."

Ya, seseorang yang Dimas bawa adalah saudaranya. Seseorang yang berhasil menang dari kanker, yang sering Dimas ceritakan pada Garin.

Saat mendengar kalimat itu, wajah bertanya-tanya Garin langsung berubah. Oh, ini. Dia langsung mengangkat kepalanya dari bantal. Perempuan di hadapannya tampak sudah jadi seorang ibu, tidak begitu muda, dari cerita Dimas, dia menderita kanker saat usianya baru mencapai 20, dan itu sudah sekitar 10 tahun yang lalu, katanya.

"Boleh saya duduk?"

Garin mengangguk. Garin pun mengangkat tubuhnya, duduk bersandar, jadi bersemangat. Dimas mundur, dia duduk di sofa, membiarkan Garin dan Lita bercengkrama berdua.

"Saya Limfoma stadium 4, udah puluhan kali kemo sama radiasi, berkali-kali operasi. Dan akhirnya, kanker nyerah sama saya. Lihat .... "

Saudara Dimas bernama Lita itu memperlihatkan foto di handphonenya.

"Sama kan kayak kamu? Tubuh saya kurus, gak punya rambut, kulit saya pucet."

Ya, di foto itu Lita sangat jauh berbeda dengan yang ada di hadapan Garin sekarang.

"Saya juga pernah gagal kemo. Terus saya lanjut alternatif, gagal juga. Terus ke kemo lagi. Saya sampe udah gak bisa jalan waktu itu."

Garin merasa bersyukur, dia masih bisa menapakkan kaki. Lagi pula jenis kanker mereka berbeda, mungkin Lita mengalaminya lebih berat.

"Saya bisa menang. Dan saya yakin kamu juga pasti bisa," kata Lita yakin.

Seberkas cahaya kembali muncul di dalam ruang semangat Garin yang sejak kemarin menggelap. Garin mengangguk. "Mm. Makasih, Mbak." Senyumnya terbit lebih lepas dari yang sebelumnya diperlihatkan.

-

"Bang, tadi gue ketemu saudaranya Bang Dimas yang survivor kanker itu. Dia Limfoma stadium 4, udah puluhan kali kemo, radiasi, sama beberapa kali operasi, sampe udah gak bisa jalan. Tapi akhirnya, dia berhasil. Waww... Mbak Lita cewek tertangguh sih."

Gama kaget mendengar Garin berceloteh, dia kira anak itu masih murung. Gama tersenyum tipis. Dimas memang selalu bisa membangkitkan suasana hati Garin, tak salah Gama meminta asistennya itu untuk membantu.

"Kombinasi kemoterapi sama immunoterapi lo dimulai besok."

"Secepet itu?" Mata Garin melebar.

Gama mengangguk. "Lebih cepet, lebih baik," katanya.

"Kita habisin dia kali ini." Garin lalu menyodorkan kepalan tangan.

Gama melirik aneh, lalu dia mengadukan kepalan tangannya dengan senyuman.

"Sampe mana kanker ngajak perang. Gue jabanin," kata Garin, penuh semangat.

Gama terkekeh. Jujur, kemarin dia sempat khawatir, walaupun sekarang juga masih. Tapi sekarang terobati, karena melihat Garin yang tak jadi murung.

"Jadi, gak pa-pa, lo botaknya agak lamaan?"

Garin langsung terdiam. Sudut bibirnya yang semula terangkat naik jadi mendatar.

"Yaahhhhh." Bahunya menurun. "Terpaksa, cakepnya dipending dulu," katanya, lalu senyum lebarnya terbit kembali.

Gama ikut tersenyum. Tangannya terangkat untuk mengusap kepala Garin.

"Gak enak, gak ada rambutnya," katanya sembari langsung menghentikan usakkan di kepala Garin.

Gama melirik malas. "Asal lo tahu, kalo ada, rambut gue lebih bagus dari lo, lebih lebat, dan lebih keren."

Gama mengedikan bahu. "Sekarang lo botak," cetusnya dengan raut datarnya itu.

Garin mengatupkan bibir. Berusaha untuk menerima dengan lapang dada. Jangan sampai emosi. Ingat pada semua kebaikkan Gama, Rin, di samping wajah datar dan celetukannya yang selalu menyebalkan itu.

--

Dokter merekomendasikan, 28 hari percobaan kombinasi kemoterapi dan immunoterapi. Ya, itu percobaan. Belum banyak pasien yang melakukan kombinasi itu, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba.

Katanya, kanker dapat bertahan hidup tanpa terkendali dalam tubuh karena sistem kekebalan tubuh tidak mengenalinya sebagai pengganggu. Dan immunoterapi ini dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk melihat kanker, dan menyerangnya.

Ya, katanya, Immunoterapi dapat membantu sistem imun untuk mengenali sel kanker dan memperkuat respon sistem imun, sehingga dapat menghancurkan sel-sel kanker. Dan kemoterapi akan turut berkolaborasi dengannya menjadi duo, yang harusnya sih, bisa jadi double kill. Kita lihat saja hasilnya nanti. Dokter akan memberikan pil immunoterapi selama 28 hari, dan di 28 hari itu akan dilakukan kemo 4 kali sesuai jadwal, mungkin satu minggu sekali.

-

Hari ini, Garin mulai menelan pil itu dengan penuh harap. Perangnya dimulai kembali dengan senjata tambahan. Dosis obat kemo barunya yang pertama, akan dilajukan esok hari.

Ya, perang ke III dimulai.

--🚀--

EGO (Selesai) Where stories live. Discover now