HM || 02

331 25 0
                                    

******


“Jasmine,” sapa Hesti ketika melihat Jasmine yang sedang menyirami bunga-bunga yang berada di taman depan rumahnya.

Mendengar suara Hesti, Jasmine menoleh lalu seulas senyum terbit dikedua sudut bibirnya. Rumah Audrey, Ibunya Jasmine dan Hesti bersebelahan hanya terhalang oleh pagar besi saja.

“Selamat pagi Tante Hesti,” sapa balik Jasmine.

“Pagi juga, rajin banget pagi-pagi gini udah nyiram bunga aja,” ucap Hesti basa-basi.

“Iya dong Tante, mumpung aku masih di Indonesia. Nanti kalau aku udah di luar negeri nggak bisa nyiram lagi dong,” balasnya.

“Oh iya, Jasmine. Tante denger dari Hazim, katanya kamu mau lanjut S2 ya?” tanya Hesti.

“Rencananya sih gitu Tante,” jawab Jasmine.

“Keluar negeri?”

“Iya Tante.”

“Kok jauh banget sih, Nak. Di sini juga banyak kok yang bagus-bagus, emang Mami Papi kamu kasih izin kalau jauh gitu perginya?”

“Aku perginya buat menuntut ilmu Tante, masa ia mereka nggak izinin. Aku juga mau belajar mandiri makanya sengaja milih luar negeri,” ucap Jasmine.

“Tapi pergaulan diluar sana itu bebas loh, Nak? Takutnya kamu terbawa arus, bukannya bermaksud apa-apa ya. Tante itu cuman khawatir sama kamu kalau di luar sana,” ungkap Hesti.

“Tante do'ain aja yang terbaik buat aku,” balasnya.

“Pasti. Tante akan selalu do'ain yang terbaik buat calon menantu tante,” ucap Hesti tersenyum.

Jasmine hanya bisa tersenyum mendengar kata calon menantu yang keluar dari mulut Hesti, wanita itu selalu menganggap dirinya sebagai calon menantu sedari dulu tapi sampai sekarang belum ada hilal yang menunjukkan kalau ucapannya itu jadi kenyataan. Dan sekarang Jasmine menyerah untuk berjuang.

“Makasih Tante,” balas Jasmine.

“Sama-sama.”

“Bun, aku berangkat dulu!” Hazim muncul dibelakang Hesti hendak pamit sebelum berangkat kerja. Hesti dan Jasmine kompak menoleh ke arah laki-laki itu berdiri.

“Hati-hati dijalan ya,” kata Hesti.

Hazim mengangguk kecil, ia juga sempat melirik ke arah Jasmine. Perempuan itu langsung kembali fokus menyiram saat netranya bertemu dengan netra hitam milik Hazim.

“Saya berangkat dulu, Jasmine!”

Jasmine kembali mengangkat pandangannya setelah mendengar suara laki-laki itu berpamitan padanya.

“Iya Kak, hati-hati dijalan.” Dapat Jasmine lihat kalau laki-laki itu mengangguk kecil sebagai jawaban.

Lalu Hazim masuk ke dalam mobil lalu menghilang dari pekarangan rumahnya.

“Hari ini kamu ada kegiatan nggak, Jasmine?” tanya Hesti.

“Nggak ada sih, Tan. Kenapa ya?”

“Kamu mau nggak bantu tante siapin kejutan buat Hazim, hari ini dia ulang tahun yang ke 28. Rencananya tante mau bikin kejutan kecil-kecilan gitu dirumah,” ucap Hesti menatap penuh harap pada Jasmine.

“Boleh deh, Tante.”

“Makasih ya, sayang.”

“Sama-sama Tante Hesti,” balas Jasmine tersenyum manis.

***

“Ini udah semuanya, Tan?” tanya Jasmine memperhatikan ruangan yang sudah mereka hias sebaik mungkin. Bahkan seluruh kamar Hazim dipenuhi oleh balon warna-warni dan hiasan lainnya.

H A Z M I N E  [END]Where stories live. Discover now