HM || 06

280 29 0
                                    

******

Drrrrttttt....

Drrrrtttt...

Drrrttt...

Meskipun ponselnya selalu berbunyi tapi Jasmine sama sekali tak mau mengangkat panggilan tersebut. Ia sedang tidak mood untuk berbicara dengan siapapun sekarang.

Drrrrtttt...

Drrrrrttt...

Drrrt...

Ponselnya kembali berbunyi tapi Jasmine sama sekali enggan untuk mengangkatnya, ia hanya melirik sekilas untuk melihat siapa yang menelfonnya.

Bang Jevan is calling...

Jasmine bahkan menutup telinganya karena malas mendengar suara ponselnya yang tak berhenti berbunyi sedari tadi. Merasa muak, Jasmine mengambil ponselnya lalu ia lemparkan ke arah jendela kamar.

Praaaaaang!!

Bunyi nyaring itu tercipta karena benda pipih canggih itu menyentuh kaca jendela kamar, pecahannya jatuh berserakan dimana-mana, ada yang jatuh keluar bersama dengan ponselnya.

“Non, non nggak papa ‘kan?”

“Jasmine, buka pintunya sayang.”

“Buka pintunya, Jasmine. Jangan aneh-aneh kamu,” teriak Renald khawatir.

Jasmine menatap pecahan jendela yang berserakan, ia perlahan berjalan mendekati jendela tersebut. Seperti orang mati rasa, Jasmine bahkan tak merasakan sakit sama sekali ketika kakinya menginjak pecahan tersebut. Meskipun darah dari kakinya sudah mulai mengotori lantai.

“Jasmine buka pintu, Nak. Mami khawatir sama kamu,” lirih Audrey diluar pintu kamar Jasmine.

Braaaak!!

Pintu kamar Jasmine didobrak oleh Renald, ia tidak bisa tinggal diam setelah mendengar suara jendela yang pecah didalam kamar putrinya.

“Ya Allah Jasmine,” histeris Audrey ketika melihat darah dilantai hingga matanya tertuju pada Jasmine yang berada di dekat jendela kamarnya.

“Jangan bodoh kamu, Jasmine.” Renald langsung berjalan mendekati Jasmine, ia juga tidak perduli jika kakinya terkena kaca yang pecah itu.

“Jasmine lelah, Mami.” Ia berbalik menatap Audrey yang berada di pintu kamar bersama asistennya yang hanya bisa diam mematung.

“Jasmine, apa-apaan ini?”

“Aku lelah, Pi. Tolong izinin aku buat istirahat sebentar saja,” ucapnya lirih, setelahnya tubuh Jasmine ambruk untung saja Renald sigap menahannya.

“Maaf,” ucap Jasmine lirih sebelum matanya tertutup dengan sempurna.

“Jasmine!” histeris Audrey sebelum jatuh pingsan ditempat ia berdiri.

“Nyonya!” teriak Erna, asisten rumah tangganya. Erna langsung memangku Audrey yang jatuh pingsan itu.

***

“Mas, bagaimana keadaan Jasmine?” tanya Audrey setelah sadar dari pingsannya.

Renald menunggu dengan perasaan khawatir, Jasmine sedang diperiksa oleh dokter pribadi keluarganya.

“Dia sedang diperiksa, Mas tidak menyangka jika kejadiannya akan seperti ini. Mas gagal Audrey, Mas gagal untuk membuat Jasmine bahagia, Mas gagal untuk menjadi Ayah yang baik untuk dia, Mas gagal.” Renald menunggu diluar kamar Jasmine dengan penyesalannya.

H A Z M I N E  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang