HM || 14

235 26 0
                                    

******

“Kamu mau yang mana?”

“Aku mau yang itu aja deh, Ram.”

Rama memilihkan baju yang bagus untuk kekasihnya, Amira. Hari ini dia akan bertemu dengan orang tuanya Rama.

“Yang ini bagus, sayang.”

“Yaudah yang itu aja kalau gitu,” timpal Amira.

“Oke, kita bayar sekarang terus pulang biar bisa langsung ketemu mamah,” ajak Rama.

Mereka berdua berjalan menuju kasir.

Bugh!

“Brengsek!!” makinya.

Rama jatuh tersungkur dilantai akibat pukulan yang begitu kuat, ujung bibirnya mengeluarkan sedikit darah karena robek. Rama mengusap ujung bibirnya lalu mendongak melihat siapa yang sudah memukulnya. Itu adalah orang yang ia kenal.

“Kamu nggak papa, Ram?” tanya Amira khawatir.

“Aku nggak papa,” sahutnya yang hendak berdiri dibantu oleh Amira.

“Ini kelakuan lo dibelakang Jasmine?” tanyanya dengan sorotan mata yang penuh amarah.

“Bukan urusan lo gue mau jalan sama siapa aja dibelakang Jasmine. Emang lo siapanya Jasmine sampai peduli gitu sama dia?”

“Brengsek lo!” Kerah baju Rama ia tarik karena kelewatan kesal.

“Stop! Lo apa-apaan sih? Siapa Jasmine? Rama itu tunangan gue, kenapa malah Jasmine yang dibahas?” Amira berusaha melerai keduanya.

“Dia tunangan lo?” Amira mengangguk.

“Sejak kapan?”

“Tahun lalu,” jawab Amira.

Hazim semakin menatap tajam Rama, bagaimana bisa ia bertunangan dengan orang lain sedangkan dia sendiri sudah punya tunangan.

“Jangan pernah lo berani nyakitin Jasmine,” ancamnya.

Rama terkekeh, “Jadi, cuman lo doang yang bisa nyakitin dia. Orang lain nggak boleh gitu? Lo punya hati nggak sih? Orang sebaik Jasmine loh sia-siain, dia udah berjuang buat lo tapi apa balasannya? Nggak ada bro. Jangan sampai nanti lo nyesel kalau sampai dia udah nyerah berjuang.”

Hazim terdiam mendengar ucapan Rama.

“Ayok kita pergi, biarkan orang ini merenung,” ajak Rama pada Amira.

***

“Jadi, kamu sama Rama cuman pura-pura?” tanya Hazim.

“Iya gitu, Rama itu minta tolong sama aku buat pura-pura jadi tunangan dia sampi Amira pulang. Nah, karena tuh ceweknya udah pulang jadinya aku bebas deh,” jawab Jasmine.

Hazim diam-diam menghela nafas lega, entah kenapa ia merasa lega setelah mendengar itu.

“Kak Haz tadi ketemu sama Rama?”

“Ketemu,” jawabnya singkat.

“Amira cantik nggak?” tanya Jasmine yang memang penasaran dengan tunangan temannya itu.

“Saya nggak lihat mukanya.”

“Kok bisa? Tadi katanya ketemu, gimana sih?”

“Saya cuman lihat muka temen kamu itu bonyok,” tuturnya.

“Bonyok? Bonyok kenapa emangnya?” tanya Jasmine.

H A Z M I N E  [END]Where stories live. Discover now