Ekstra part 3

592 31 2
                                    

******

"Jadi selama ini Jasmine sakit dok?" tanya Audrey kaget.

"Iya, dia sudah lama mengetahui dirinya mengidap tumor otak dan beberapa waktu lalu juga dia sudah berkonsultasi dengan beberapa dokter mengenai kondisinya dan rencananya minggu depan dia bisa memulai pengobatannya. Namun, saat ia mendengar kabar kalau Hazim membutuhkan donor mata dan calon suaminya membutuhkan donor hati, Jasmine jadi berubah pikiran. Saya sudah melarang Jasmine melakukan ini tapi itu tidak bisa mengubah keputusan dia, saat dia menunjukkan surat persetujuan itu saya percaya kalau pihak keluarga sudah menyetujui makanya saya tidak menghubungi kalian lagi," jelas dokter Silvi.

"Waktu pemeriksaan kemarin saat dia berusaha melukai dirinya sendiri, saya ingin memberitahukan tapi dia memohon pada saya untuk tidak mengatakan apapun pada kalian dan saya menyetujuinya."

"Calon suaminya mengalami kerusakan pada hatinya jadi dia membutuhkan donor hati."

"Apakah Haidar tahu kalau pendonor hatinya adalah Jasmine, calon istrinya sendiri?"

"Belum, bahkan keluarga Haidar juga belum tahu. Rencananya saya akan memberitahu sekarang, keadaan dia sekarang juga sudah berangsur membaik jadi saya pikir ini adalah waktu yang tepat."

"Kalau begitu saya permisi, dokter."

"Silahkan."

***

Tok!! Tok!!

Audrey merasa terganggu dengan suara pintu yang diketuk. Siapa yang datang bertamu saat hujan deras seperti ini.

"Siapa?"

Audrey sangat kaget ketika melihat Hazim berdiri di teras rumahnya dengan keadaan yang sudah basah kuyup, bajunya juga dipenuhi oleh lumpur.

"Kamu ngapain ke sini, Nak? Baju kamu juga kotor gitu? Kamu habis dari mana?" tanya Audrey.

"Jasmine dimana Tante?" tanya Hazim tanpa menjawab pertanyaan Audrey terlebih dahulu.

"Mending kamu balik Nak, kamu basah kuyup banget nanti kamu sakit loh. Kamu baru aja keluar dari rumah sakit," kata Audrey meminta Hazim untuk pulang.

"Jasmine mana Tante?" ulangnya lagi.

Audrey diam, ia tidak menjawab pertanyaan Hazim.

"Saya tanya sama Tante sekali lagi, Jasmine dimana Tante Audrey?" tanya Hazim dengan suara lirih.

Audrey tak mampu menjawabnya, ia terdiam sambil terisak pelan. Kenapa harus ada lagi orang yang bertanya tentang Jasmine disaat dia sedang belajar untuk mengikhlaskan kepergian putrinya.

"Jadi benar Jasmine udah pergi?"

Isak tangis Audrey semakin lirih.

"Tante kenapa nggak bilang sama saya kalau pengajian kemarin-kemarin itu untuk Jasmine? Kenapa semuanya seolah menyembunyikan kepergian Jasmine dari saya Tante? Apa segitu jahatkah saya sehingga kepergian Jasmine saja kalian sembunyikan?"

Hazim menangis ditempat ia berdiri. Hatinya begitu sakit, kenapa dulu dia harus mengabaikan Jasmine yang berjuang untuk dirinya.

"Tolong jangan menangis di depan tante, Nak. Tante tidak bisa melihat mata itu ketika ia menangis, itu sangat menyakitkan buat Tante," lirih Audrey memalingkan wajahnya.

H A Z M I N E  [END]Where stories live. Discover now