HM || 13

252 27 0
                                    

******

“Kok diam aja sih, kenapa lu?” tanya Jasmine ketika melihat Tasya hanya diam saja sedari tadi. Tasya, Jessica dan juga Farah mengajak Jasmine jalan. Sudah lama juga mereka tidak jalan bersama seperti ini karena sibuk dengan urusan masing-masing.

“Temen lo lagi galau tuh,” timpal Jessica sambil mengunyah makanan.

“Galau kenapa dia? Cowok?”

“Iyalah apalagi emang? Belum lama ini dia itu kenal sama cowok di IG karena lumayan akrab tuh cowok sampe ngasih nomor WA-nya. Nah, akhirnya mereka chatan di WA dong ya. Tuh cowok juga sering nelfonin dia, cerita-cerita sampai tuh cowok bilang sama dia jangan sampai mereka lostcontank, eh dianya percaya, taunya baru beberapa hari tuh cowok ilang tanpa kabar, gimana nggak galau tuh temen kita,” cerita Jessica panjang lebar.

“Jadi gitu deh ceritanya,” ucap Farah menimpali.

“Apa yang digalauin sih, dia juga bukan pacar lo?”

“Masalahnya nih teman kita suka gampang percaya sama omongan orang yang baru dikenal, apalagi tuh orang belum dia tahu asal-usulnya. Mukanya aja belom dia lihat,” jawab Jessica.

“Itu tuh cuman orang gabut, Sya. Kalau gabutnya ilang ya dia juga akan menghilang, jaman sekarang jangan gampang percaya sama omongan orang apalagi yang baru dikenal. Nyesek sendiri jadinya, apalagi sampai berharap bisa bersamanya.”

“Nah bener,” timpal Farah.

“Kalo kata gue ya, cowok itu nggak usah dicari, kalau dia gabut pasti datang sendiri,” celetuk Jessica.

“Tapi gue itu udah sayang banget sama dia tahu, gue merasa nyaman kalau ngobrol sama dia. Gue masih nggak nyangka aja kalau dia tiba-tiba ilang gitu, gue kira dia beda dari cowok lainnya ternyata sama aja. Suka ilang tanpa kabar,” cerca Tasya.

“Tidak semua cowok itu sama, Sya. Ya, walaupun lo pernah ketemu sama satu atau dua cowok yang sama tapi pasti ada yang tidak seperti mereka. Gue selalu yakin bahwa tidak semua cowok itu sama tapi bukan berarti gue menyalahkan mereka yang berpendapat bahwa semua cowok itu sama, setiap orang pasti punya pemikiran masing-masing dan punya pendapatnya masing-masing.”

“Kita tidak bisa menilai bahwa semua orang itu sama berdasarkan satu atau dua orang yang kita temui, mereka pasti memiliki perbedaan entah itu sifatnya atau cara dia memperlakukan orang lain,” imbuh Jasmine.

“Nah bener, tidak semua laki-laki itu sama, warna kulitnya beda, tinggi badannya beda, postur tubunnya juga beda jadi nggak mungkin sama,” kata Jessica.

“Gue udah serius juga dengerinnya, kirain ada info apaan ternyata ngomong itu doang,” kesal Farah.

“I'm sorry, hehehe.”

“Gue cuman bilang tidak semua laki-laki itu sama tapi bukan berarti omongan mereka bisa dipercaya dengan gampangnya, harus bisa bedain mana yang serius mana yang cuman main-main doang,” tambah Jasmine.

“Gue jadi bingung sekarang, Jasmine.”

“Bingung? Why?”

“Sekarangkan gue lagi deket sama orang, mau gue mainin takutnya diseriusin kalau gue seriusin takutnya cuman dimainin, gimana nggak bingung tuh gue,” ungkap Jessica.

“Kalau soal itu gue juga ikut bingung jadinya,” ucap Jasmine.

“Kalau gue sih dibawa selow aja bestie, sebelum cincin melingkar dijari manis gue, keseriusannya berhak diragukan,” celetuk Farah.

“Bener banget tuh,” timpal Jessica.

“Tapi hati gue,” sela Tasya.

“Lebay lo, gitu doang digalauin.”

H A Z M I N E  [END]Where stories live. Discover now