HM || 16

249 25 0
                                    

******

Kak Haz
|Sv nmr saya Jasmine|

Jasmine melotot sempurna ketika melihat isi pesan yang tiba-tiba masuk tersebut. Bagaimana mana mungkin itu terjadi, ini benar-benar sebuah kejutan untuknya.

“Kak Haz tiba-tiba ngechat,” gumam Jasmine. “Kok bisa, bukannya dia udah ganti nomor kemarin gara-gara gue chat dia melulu.”

Kak Haz
|Kok diread doang?|

Jasmine mengerjapkan matanya berkali-kali, dia tidak salah lihat, matanya masih baik-baik saja. Jadi benar laki-laki itu mengechat dirinya.

“Kakak terlambat,” lirih Jasmine.

Kak Haz
|Kamu baik-baik aja kan?|

|Jasmine, kamu masih disitu kan?|

|Jasmine jangan bikin saya khawatir?|

|Jasmine Audrey!|

Kak Haz is calling...

Jasmine yang sedang melamun terlonjak kaget ketika ada panggilan masuk dari Hazim. Bagaimana ini, apakah dia harus menerimanya atau tidak.

“Angkat atau nggak?”

“Nih orang ngapain sih telepon segala, bikin gue ketar-ketir aja sih,” kesalnya.

Jasmine akhirnya memutuskan untuk menerima panggilan masuk tersebut.

“Hallo Kak Haz, kenapa ya?” tanya Jasmine setelah panggilan tersambung.

Kok kamu nggak balas chat kakak padahal sudah kamu lihat?

Jasmine bingung harus menjawab apa sekarang, rasanya sudah seperti orang yang kepergok selingkuh oleh pasangannya.

“Oh itu Kak, tadi mau aku balas tapi Kakak keburu telepon makanya nggak jadi balas deh,” jawab Jasmine mencari alasan.

Gitu?

“Iya Kak Haz. Btw, Kak Haz ada apa tiba-tiba ngechat aku?”

Jadi kalau mau ngechat kamu nunggu kenapa-kenapa dulu, gitu?

“Bukan gitu maksudnya Kak, aku cuman nanya doang. Aku kira kakak butuh bantuan atau apa gitu?”

Saya memang butuh bantuan kamu,” jawabnya.

“Bantuan apa kalau boleh tahu ya Kak?” tanya Jasmine serius.

“Gampang, tolong bantu saya agar bisa mencintai kamu.”

Jasmine terdiam sejenak, dalam benaknya bertanya-tanya apa yang dimaksud oleh laki-laki itu.

Jasmine, kamu masih di sana kan? Kenapa kamu diam saja?

“Maksud Kakak apa?”

Saya juga ingin mencintai kamu seperti kamu mencintai saya, Jasmine. Saya sadar sekarang, selama ini saya terlalu lama membiarkan kamu berjuang sendirian. Saya sekarang ingin merasakan sendiri berjuang seperti kamu dulu, saya butuh bantuan kamu dalam hal ini. Kamu mau kan bantu saya?

“Maaf sebelumnya Kak, sepertinya ini sudah terlambat. Aku tidak bisa bantu Kakak, aku sudah membuat keputusan bahwa aku tidak akan lagi berharap sama Kakak dan itu adalah keputusan yang terbaik.”

Tuut... Tuut..

Jasmine memutuskan panggilannya secara sepihak tanpa menunggu Hazim berkata lagi.

H A Z M I N E  [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant