HM || 19

255 25 0
                                    

******

“Tarik nafas, hembuskan!” Jasmine berulang kali menarik nafasnya karena merasa gugup, sekarang ia sedang berdiri di depan rumah Hesti. Ditangannya sudah ada undangan pernikahan yang akan ia berikan pada mereka.

“Tarik lagi, hembuskan lagi. Udah kayak orang mau lahiran aja aku,” kekehnya.

“Assalamu'alaikum!!”

“Adakah orang?” Suara Jasmine sedikit berteriak.

“Ada sayang ada,” teriak Alda dari dalam, ia tahu kalau yang datang adalah Jasmine. “Ada sayang ku,” imbuhnya lalu tertawa bersama Jasmine.

“Tante ada 'kan, Al?” tanya Jasmine.

“Ada, masuk yuk,” ajak Alda. Jasmine ikut masuk bersama Alda, Hesti dan suaminya tengah berada di ruang keluarga.

“Bun, lihat siapa yang datang,” ucap Alda.

“Loh, Jasmine. Kok tumben ke sini pagi-pagi gini nak? Ada yang penting?” tanya Hesti melihat Jasmine muncul.

“Nggak ada yang terlalu penting sih, aku cuman mau ngasih ini buat Tante sama Om.” Jasmine menyerah sebuah paperbag yang berisi undangan.

“Apa ini sayang?”

“Tante buka aja, itu ada buat Tante sama Om, Alda, Kak Hanin sama Kak Haz juga. Semoga suka ya,” kata Jasmine. Hesti menjadi sangat penasaran.

Hesti membuka untuk melihat isinya, ia awalnya senyum karena belum tahu apa isi paperbag tersebut.

“Kayak undangan deh,” ucap Hesti yang bel melihat jelas siapa yang tertulis dalam undangan itu.

“Undangan siapa ini?” Hesti memperhatikan lagi nama yang tertera di dalam undangan itu. “Haidar dan Jasmine,” imbuhnya membaca nama yang ada di sana.

“Haidar dan Jasmine,” ulang Hesti dan tersadar, ia menatap ke arah Jasmine penuh tanya.

“Ini?”

“Iya, itu undangan pernikahan aku Tante. Aku berharapnya Tante dan keluarga bisa hadir,” kata Jasmine.

“Beneran? Selamat ya Jasmine, gue ikut bahagia kalau gitu,” heboh Alda yang langsung memeluk Jasmine.

Arman hanya diam menatap istrinya yang diam menatap undangan ditangannya dan melirik ke arah Jasmine. Ia tahu apa yang ada dipikiran istrinya itu.

“Kamu pasti bercanda kan Jasmine kayak kemarin itu?” tanya Hesti merasa lemas.

“Nggak Tante, aku serius. Kemarin emang cuman pura-pura aja karena temen aku nggak mau dijodohin oleh orang tuanya tapi kali ini serius,” jawab Jasmine meyakinkan Hesti.

“Selamat ya Jasmine, Om pasti akan hadir di sana,” timpal Arman.

“Makasih Om Arman.”

“Sama-sama, Nak,” balas Arman.

Hesti berdiri lalu meninggalkan ruang keluarga, ia tidak mengatakan apapun sebelum pergi dari sana.

H A Z M I N E  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang