0.0 Prolog

3.3K 212 68
                                    

Aku tuh emang gini hahaha random tiba tiba bikin aja.. Ga janji bakal up setiap hari, tapi aku usahain yak!!

Gamau banyak omong langsung baca aja oke?

o0o

Happy reading!! Semoga suka ya!!!

o0o

Caraphernelia : penyakit patah hati setiap kali seseorang meninggalkanmu akan menyebabkan kenangan yang menyakitkan.

o0o

Lapangan siang ini dipenuhi oleh hampir semua warga sekolah. Bahkan ada dari beberapa siswa atau siswi dari sekolah lain yang datang. Juga ada beberapa perwakilan orangtua murid yang menghadiri acara ini. Ada juga beberapa alumni yang terlihat berdatangan.

Besarnya lapangan utama seolah tak cukup besar untuk menampung semua orang yang datang hari ini. Beberapa tenda penjual makanan, pernak-pernik, baju layak pakai sampai buku-buku mulai dari buku pelajaran, novel sampai buku resep makanan dan 1001 cara menaklukan hati gebetan. Bahkan ada kerajinan tangan yang juga ikut dibazarkan hari ini.

Ya, bazar.

Ini adalah hari Rabu, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa-siswi SMA Bhinabakti. Bazar ini diadakan untuk kelas 12 sebenarnya, dalam ajang praktik Kewirausahaan. Namun setelah pertimbangan panjang yang menghabiskan banyak waktu. Akhirnya seluruh siswa-siswi diikutsertakan, begitu juga dengan beberapa anak dari sekolah lain yang memang sengaja diundang dan para orangtua siswa-siswi kelas 12.

"Kak?"

"Kak?"

"Kak Nala!"

Ia terkejut, bahkan sampai menjatuhkan satu gelang yang ia pegang.

"Kakak bengong?" tanya seorang gadis yang Nala tahu ia adalah adik kelasnya.

Nala Zanneta, gadis yang berjaga di bazar karena harus menggantikan beberapa teman-temannya yang memilih untuk melihat ke dekat panggung.

Saat ini, akan ada siswi kelas 11 yang mengisi panggung. Akan menyanyikan sebuah lagu dengan suara merdunya. Semua sudah tahu potensinya, maka dari itu banyak yang menunggu penampilannya. Begitu juga dengan Rea dan Laura yang langsung melesat meninggalkannya di bazar seorang diri.

"Eh, sorry. Lo mau apa?" tanya Nala berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

Entahlah kenapa, tadi tiba-tiba saja pikirannya melayang ke mana-mana.

"Ini kak, aku mau yang couple ini," ucapnya sambil mengambil gelang hitam yang memang dibuat berpasangan.

"Ini? Emang lo punya pacar?"  tanya Nala meledek.

Gadis itu mendelik, "Punyalah emangnya kakak gamon!" jawabnya tanpa sadar.

Mendengar itu tentu Nala tersenyum kecut, "Iya sih bener," sahut Nala yang di mana membuat gadis itu menatapnya tidak enak.

"Eh, eh, ngga gitu maksudnya kak."

"Gapapa santai aja, kenyataan kok."

Gadis itu beserta temannya jelas salah tingkah. Mereka tentu sudah mendengar kabar akan kepergian seseorang yang sangat berpengaruh di sekolah ini. Dan Nala adalah mantan--atau mungkin kekasih pertama dan terakhir dari orang itu.

Hal itu jelas membuat Nala disegani. Mendengar bagaimana Nala dijaga dan diratukan oleh ketua besar. Membuat semua orang, semua yang kenal dengan Nala apalagi kenal dengan ketua besar mereka. Memperlakukan Nala sama dengan yang ketua mereka lakukan. Menjadikan Nala sebagai satu-satunya ratu untuk mereka jaga. Apalagi anggota Vandalas yang saat ini semakin bertambah anggotanya, membuat Nala benar-benar merasa beruntung karena ternyata banyak yang sayang padanya.

Walau begitu, tetap tak bisa menutupi bahwa ia hidup masih dengan kesedihan yang mendalam.

"Nih, mau yang inikan?" tanya Nala berusaha bersikap biasa.

Jujur saja, ia juga jadi tidak enak dengan kedua adik kelasnya ini. Padahal ia yang pertama meledek, tapi ia juga yang akhirnya tersinggung.

"Iya kak, berapa?"

"Lima belas ribu."

"Yaudah, ini uangnya. Kembaliannya buat kakak aja."

Nala menggeleng, ia buru-buru mengambil uang pecahan lima ribu untuk menjadi kembaliannya.

"Gak, gak usah. Ini kembaliannya," ucap Nala tapi gadis itu menggeleng.

"Udah gapapa terima aja, itung-itung buat beli minum. Pasti hauskan diem terus gitu," tanyanya.

"Gak us--."

"Kalo lo gak mau, buat gue aja. Gue terima dengan ikhlas kok," suara itu membuat Nala dan kedua adik kelasnya menoleh.

"Kak Fino?" tanya Nala dengan tatapan tidak percaya.

Iya, Fino. Daffino Adipati Putra kakak kelasnya dulu yang saat ini sudah duduk di banggu perguruan tinggi negeri diluar kota.

Nala masih menatap Fino dengan tidak percaya, ada rasa senang di dalam dirinya yang membuat Nala tersenyum begitu lebar.

"Kak, kakak apa kabar?" tanyanya langsung.

Tidak menjawab, Fino malah merentangkan tangannya hal itu disambut Nala dengan senang hati. Ia memeluk tubuh kekar Fino, begitu juga Fino yang membalas pelukan Nala. Melihat itu, kedua gadis yang ada di sana perlahan menjauh. Selain ingin memberi ruang untuk Nala dan Fino, keduanya juga tidak bisa diam di sana terus apalagi ada Fino di dekatnya. Tidak baik untuk kesehatan jantung.

"Kok lo jaga sendirian sih? Yang lain mana?" tanya Fino setelah melepas pelukannya pada Nala.

"Tuh pada di depan sana," tunjuk Nala pada teman-temanya yang sudah berjajar tepat di depan panggung.

"Yaudah, gue aja yang nemenin lo di sini. Kapan lagikan lo ditemenin sama cowo ganteng kaya gue?" tawar Fino sambil menaik-turunkan alisnya.

Nala tertawa lalu mengangguk kecil, "Btw, kok kakak ada di sini sih?" tanya Nala.

"Gue, kangen," jawab Fino pelan.

"Kangen sama kak Ar--."

Fino mengangguk dengan cepat, "Itu salah satunya. Tapi gue lebih kangen sama ...," ucapnya menggantung sambil menatap Nala.

"Sama?"

"Lo."

o0o

Gimana?

Don't forget vote and comment!!!

26 Agustus 2022

Caraphernelia (Nala Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang