0.3.2 Nala dan moodnya

792 79 10
                                    

Gaiss, aku mau sering sering bikin cerita ini ah wkwk soalnya kaya biasanya, otak aku udah mikirin cerita baru lagi huhu.. jadi daripada cerita ini gaselesai sampe end jadk mending sering sering up yagaaa?

Tapi jan lupa vote komen cerita ini dan polow akun aku weh, parah banget kalo ngga wkwk

Langsung aja!!!

o0o

Happy reading!! Semoga suka yaaa

o0o

Tugas kelompok yang harusnya selesai hari ini, terpaksa kembali ditunda karena Beby--memilih untuk pulang lebih dulu setelah mendengar ucapan Araksa tadi. Ia marah pada Araksa yang justru membela Nala, bahkan sampai membuat pergelangan tangannya sakit. Namun, ia juga malu karena Dino dan Budi terus melayangkan tawa meledek. Jadilah ia memutuskan untuk pulang tak peduli dengan tugas kelompok bersama Araksa, seolah ia lupa jika untuk satu kelompok dengan sang pujaan hati tidaklah mudah.

Ia harus membujuk dosen yang menugaskan tugas itu. Sampai akhirnya ia ditukar dengan mahasiswi lain yang satu kelompok dengan Araksa.

Sebenarnya kepergian Beby itu tak jadi masalah, toh keberadaannya dalam kelompok tak begitu penting. Karena tugasnya saja sejak tadi hanya menggoda Araksa. Tetapi, karena Citra--gadis lainnya yang satu kelompok itu juga harus pulang karena ada urusan mendadak, jadilah tugas kembali ditunda.

Kini tersisa Araksa, Nala, Zevan, Anna, Dino, Budi dan Rea tentunya. Meja yang semula penuh dengan buku dan kertas-kertas, ini berganti dengan banyaknya makanan yang dipesan.

"Lo gapapa gabung sama kita? Pacar lo gak marah?" tanya Budi pada Rea yang sedang meminum minumannya.

Rea sendiri menggeleng, "Ngga, diakan LDR kak," itu bukan suara Rea, melainkan suara Anna yang kini bersandar di bahu Zevan.

Mendengar itu Rea lantas mendelik sebal, "Justru LDR tuh rasa cintanya lebih kuat daripada yang tiap hari ketemu," sahutnya mendelik, karena matanya cukup sakit melihat kemesraan Anna dan Zevan.

Ia juga mau, tapi sayang kekasihnya jauh.

Budi mengangguk semangat, "Gue sih setuju! Soalnya gue juga pernah LDR, waktu itu gue di sini doi di Palembang. Alhamdulillah langgeng--."

"Sampe sekarang?" tanya Anna memotong perkataan Budi.

Dino tertawa pelan seraya menggelengkan kepalanya, "Doi selingkuh sama tetangganya di sana!" serunya lalu tertawa membuat Budi mendengus kesal dan menjitak kepala Dino.

"Sakit anjing!" kesal Dino.

"Tapi, daripada sama mantan-mantan gue yang tiap hari ketemu. Sama dia gue lebih lama sih," ucap Budi tak pedulikan Dino yang sudah menggerutu.

"Berapa taun?" tanya Nala yang penasaran.

"Dua minggu," celetuk Zevan membuat Nala dan Rea sama-sama terkejut. Sedang Anna menggelengkan kepalanya pelan dan Dino berdecak.

"Lo pada gak tau sih, si Budi ini pakar cinta. Semua cinta pernah dia rasain, karena itu juga mantannya bejibun dan ada di mana-mana. Tapi ya gitu, paling lama emang cuma dua minggu. Orang mah ya, dua taun, lah ini dua minggu dibilang lama," cerocos Dino yang lagi-lagi membuat Budi mendengus kesal.

"Harusnya kaya gue iya gak?" tanya Zevan lalu menaik turunkan alisnya seraya merangkul bahu Anna.

"Eh emangnya udah dua taun ya?" tanya Budi bingung.

Caraphernelia (Nala Story) Where stories live. Discover now