0.3.7 Apartement Araksa

889 74 20
                                    

Halo semua apa kabarrr???

Langsung aja baca!!

o0o

Happy reading! Semoga suka yaa

o0o

Nala duduk seorang diri di halte yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Rea tadi sudah pulang lebih dulu di antar Rizki--adik kelas mereka yang juga anggota Vandalas. Begitu juga dengan Laura yang di antar oleh Dio. Lain halnya dengan Anna, karena tentu saja gadis itu di jemput dan diantar pulang oleh Zevan--kekasihnya.

Jadilah Nala duduk seorang diri di sini, menunggu Araksa yang katanya sedang mengantri di pom bensin.

Drrrrttttt.. Drrrrttttt..

Nala yang sedang memperhatikan sekitar lantas terkejut kala handphonenya sendiri bergetar. Menandakan ada panggilan masuk dan nama Finolah yang tertera di sana.

Dengan cepat ia mengangkat panggilan video itu, senyum yang lebar langsung menyapa Fino di sana.

"Halo kak!!" serunya dengan riang seperti biasa.

Wajah Fino yang memenuhi layar handphone Nala itu lantas langsung tersenyum. Karena seperti biasa, senyum Nala selalu bisa membuat orang lain ikut menyinggungkan senyumnya.

"Masih di mana?" tanya Fino yang bingung.

"Halte, nunggu kak Araksa," jawabnya membuat Fino menghela nafas pelan.

"Kan gue pernah bilang, kalo Araksa gak bisa jemput, atau telat jemput, lo minta anter anak lain aja. Mereka masih ada kan?"

Nala mengangguk kecil, matanya melihat segerombolan lelaki yang mengenakan jaket Vandalas. Masih berkumpul di sekitar area sekolah, sebagian di gerbang, sebagian lagi di parkiran.

Tentu bukan tanpa alasan mereka masih berdiam diri di sana dan tak langsung pergi ke markas. Alasannya jelas saja karena mereka masih menunggu Nala yang belum juga dijemput. Tidak, tidak, bukan pada Nala saja mereka seperti ini. Kemarin pun saat Anna telat di jemput kekasihnya, semua menunggu hingga Anna benar-benar pergi dengan Zevan.

Perlakuan seperti itukah yang membuat gadis-gadis lain iri pada keempatnya. Walau tidak memiliki hubungan yang benar-benar khusus dengan anak-anak Vandalas, ya kecuali Rea tentunya karena menyandang sebagai kekasih dari ketua Vandalas. Tapi anak-anak Vandalas sangat menjaga keempatnya, memperlakukan mereka seperti ratu.

"Gapapa kak, bentar lagi juga sampe kak Araksanya," sahut Nala membuat Fino berdecak.

"Kalo sepuluh menit gak datang, lo balik sama yang lain," putus Fino dengan nada yang tak mau dibantah dan jika sudah seperti ini, maka Nala hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Kak Fin lagi apa? Di mana?" tanya Nala mengalihkan pembicaraan.

"Gue di kost-an temen, lagi kerja kelompok."

Kening Nala mengkerut bingung, "Terus ngapain video call gue?"

"Kangen," sahutan Fino itu jelas saja membuat semua bersorak, karena Nala dapat mendengar godaan-godaan yang terlontar mungkin dari mulut teman-teman Fino.

"Sad boy, kembali beraksi!!" Nala kenal suara itu.

"Sama kak Paris kerja kelompoknya?"

Fino mengangguk, "Gak cuma Paris, si Auri, si Aidan sama Daniel juga ada."

Nala ber-oh ria, jika dipikir-pikir hingga kuliah pun mereka tak terpisahkan. Bahkan sengaja mengambil kampus yang jauh dari rumah namun tetap di satu kampus yang sama.

Caraphernelia (Nala Story) Where stories live. Discover now