0.2.4 Kunjungan ayah

858 81 5
                                    

Selamat tahun baru!! Eh besok malem sii sebenernya wkwkw

1k vote up cepettttt

Btw masii nungguin gasi?

o0o

Happy reading!! Semoga suka yaaa

o0o

Nala turun dari mobil Fino, dibantu sang ibu yang sebenarnya ia bisa saja turun sendiri. Tapi ibunya terlalu khawatir dan berlebihan, belum lagi Fino juga mendukung kekhawatiran Nina--ibunya sehingga Nala tak bisa untuk menghentikan ibu yang kini memapahnya. Sedangkan Fino, lelaki itu mengambil tas sedang berisi pakaian Nala selama gadis itu di rumah sakit. Membawanya masuk ke dalam area asri rumah Nala yang entah sudah berapa puluh kali ia mengunjunginya.

"Lala!!!" pekikan Rea terdengar sangat melengkik dari dalam rumah, tak lama gadis itu keluar dan langsung menghambur memeluk Nala.

"Kangen banget sama anak ayam satu ini!" serunya sambil memeluk Nala, membuat Nala mendengus dan langsung mendorong kuat tubuh sahabatnya itu.

"Astagfirullah!" kaget Rea saat ia terhuyung ke belakang jika saja Chandra tak menahannya.

Rea menggeleng sambil berdecak pelan, "Heh! Lo abis dari rumah sakit atau abis menangin lomba angkat besi sih?! Kuat amat!"

Tak menjawab, Nala malah melengos berjalan melewati Rea bersama sang ibu. Melihat itu, tentu saja Rea naik pitam. Ia siap untuk mengeluarkan suara dan melangkahkan kakinya, tapi tangan besar hinggap di puncak kepalanya. Membuatnya menoleh dan mendapati gelengan kecil dari sang kekasih yang langsung merangkulnya untuk memasuki rumah Nala.

"Bener-bener pawangnya nih bocah lo Chan," celetuk Fino yang memperhatikan sepasang kekasih itu.

Semua sudah berkumpul di ruang tamu rumah Nala, dengan bi Minah yang bulak-balik membawakan banyak makanan yang sudah ia buat untuk menyambut kepulangan putri dari majikannya itu. Tidak sendiri, bi Minah tentu saja dibantu oleh Laura dan Anna yang Nala pikir kedua temannya itu tidak datang. Tapi ternyata keduanya sudah ada di dalam rumah bersama dengan Paris yang duduk sambil menikmati kopi hitamnya.

"Bi, pindah ke rumah Paris aja mau gak?" celetuk Paris saat melihat bi Minah membawa piring berisi puding kesukaan Nala.

"Ngga ah mas, bibi mah di sini aja. Sama ibu sama non Nala," tolaknya membuat Rea tertawa puas.

"Bener bi! Jangan mau sama kak Paris, kepala bibi bisa pecah kalo liat kamarnya kak Paris!" serunya membuat semua tertawa.

"Hush, jangan gitu sama yang lebih tua," tegur Chandra membuat Rea tersenyum menampakan giginya.

"Tapi serius, kak Paris ini orangnya jorok banget! Diwaktu-waktu tertentu, kamarnya bakal berubah jadi tempat sampah," jelas Laura membuat Paris melebarkan mata tak percaya.

"Heh! Sekte dari mana lo? Kenapa bisa tau? Emangnya lo pernah masuk kamar gue?" tanya Paris langsung.

Laura menatap Paris meledek, "Gue emang belum pernah ke kamar lo, tapi dari muka lo aja udah ketauan!"

"Apalagi dari baunya, bau sampah!" lanjut Fino membuat Paris menggeram kesal.

Semua tertawa, begitu juga Nina dan bi Minah.

"Yaudah ya, bibi ke belakang lagi," pamit bi Minah.

"Masih ada yang harus dibawa bi?" tanya Nina menghentikan langkah bi Minah.

"Sudah bu."

"Yaudah, bibi istirahat aja. Nanti ini biar saya bereskan."

"Eh ng--."

Caraphernelia (Nala Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang