0.4.2 Ketakutan Rea

959 72 26
                                    

HALOOO!!! ih seneng banget plisssss bisa selesaiin satu part woahhhh..

AAAAAAAAAA SENENG WOI

alay emang tapi BODO AMAT AKU SENENG AKHIRNYA SELESAIIN SATU PART SETELAH SEKIAN LAMAAAA!!!!

aku tau part kali ini bakal gajelas, karna... karna aku juga lupa sebenernya ada apa di part sebelumnya ini.. tapi semoga hasilnya ga terlalu ngecewain ya!!

langsung aja dan semoga masih pada nungguin ya

o0o

Happy reading!! Semoga suka yaaa

o0o

"Engh."

Seseorang dalam balutan selimut hitam tebal itu bergerak, merenggangkan tubuhnya dan membuka matanya dengan perlahan. Hal pertama yang ia lihat, tentu saja langit-langit kamar yang berwarna gelap itu.

Detik itu pun ia sadar jika kini ia tidak ada di dalam kamar miliknya. Selain warna atap kamar yang berbeda, aroma kamar ini pun tentu berbeda. Tidak seperti kamarnya yang memiliki aroma vanilla, kamar yang ini ia tempati lebih beraroma maskilin.

Ia mengerjapkan matanya, merasa pening mungkin karena ia terlalu lama menangis semalam. Satu jam? Dua jam? Atau mungkin sangat lama sehingga ia pun terlelap entah pukul berapa.

Tangannya bergerak meraba sisi kanan dan kiri, tidak bukan mencari seseorang tapi justru ia mencari benda kotak yang seingatnya semalam ia letakan di sana.

Tok.. Tok.. Tok..

Clek.

Pintu kamar terbuka, membuatnya menoleh dan terlihatlah seorang gadis dengan wajah masamnya. Berdecak pinggang dengan mulut yang siap mengucapkan sumpah serapah yang mungkin sudah ditahannya sejak tadi.

"La!! Gila!! Gak habis pikir gue!" ucapnya langsung.

Sambil berjalan dan langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur hitam itu juga.

"Apa sih? Pagi-pagi udah ngomel aja lo? Gue jadi bingung apa yang buat kak Chan bertahan sama lo sampe sekarang? Padahal kelakukan minim akhlak gini juga," balasnya.

Rea--gadis itu tentu tidak terima, ia melebarkan matanya setelah mendengar penuturan kata dari sang sahabat. Bagaimana bisa sahabatnya itu berkata demikian di saat ia sudah menunggunya sejak pagi tadi?

Tidak bisa dibiarkan! Pikir Rea.

Dengan sekali gerakan Rea mengambil sebuah bantal dan menimpuk sahabatnya itu. Jelas tindakan Rea berhasil menyulut emosi Nala.

Iya, Nala. Gadis yang baru membuka mata di pukul 10 siang itu adalah Nala.

"Ih!! Apaan sih?!" kesal Nala langsung membalas perbuatan Rea.

"Lo yang apaan! Bikin gue kesel aja bisanya!" sahut Rea dengan kesal.

Tidak terima, Nala kembali menimpuk Rea dengan bantal yang ada di sana.

"Kok gue sih?! Mana ada, gue aja baru bangun tidur kok!"

"Nah! Justru lo tidur aja itu udah buat gue kesel!"

Nala memutar matanya malas, "Apa sih? Ribut banget lo, lagian ngapain lo pagi-pagi ke sini? Ada yang ngundang?" Nala bertanya dengan nada yang sangat-sangat menyebalkan sehingga membuat Rea kembali naik pitam.

"Lo? Arghh!!!" kesal Rea.

Nala hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali mencari handphonenya. Membiarkan Rea kesal sendirian di sana.

Caraphernelia (Nala Story) Where stories live. Discover now