Chapter 32

732 95 1
                                    

~~~ Happy Reading ~~~


"Ah, (Name)-chan. Kenalkan, ini adalah guildmaster di sini dan namanya Kagurazaka Yuuki." Rimuru memperkenalkan pemuda itu kepada (Name).

"Halo, pasti anda adalah (Name). Rekan kerja dari Rimuru-san. Senang bisa bertemu dengan anda." Yuuki tersenyum cukup lebar.

(Name) merasakan aura yang tidak enak dari Yuuki. Dia langsung berbalik dan pergi. Membuat Rimuru dan Yuuki menjadi keheranan.

"Eehhh! (Name)-chan, kau mau kemana? Apa kau tidak mau berkenalan dengannya?" tanya Rimuru.

"Tidak perlu. Aku sudah tau orangnya seperti apa." jawab (Name) dengan nada bicara yang datar.

Sekilas tatapan mata Yuuki berubah menjadi kosong. Tapi kembali seperti semula saat Rimuru menatapnya.

"Maafkan atas ketidaksopanannya (Name) tadi, dia tidak biasanya seperti itu." Rimuru menjadi tidak enak kepada Yuuki.

"Ah, tidak apa-apa, Rimuru-san. Mungkin Uchiha-san tadi malu-malu jadi dia seperti itu tadi."

"Hhhmm mungkin saja, tapi aku tidak pernah tau kalau dia bisa malu-malu juga."

Sedangkan di sebuah tempat yang jauh, tampak seorang pria berbicara dengan seorang raja yang sedang duduk di kursi takhtanya.

"Berdasarkan dari laporan menteri ekonomi, kerugian kerajaan Fallmouth kita sangat besar. Bagaimana menurut anda, yang mulia?"

"Uchiha Tempest. Memang keberadaannya tidak bisa diabaikan. Tapi....kalau mereka dibantai.... sepertinya itu hal bagus untuk dilakukan sebagai antisipasi." sang raja dari kerajaan Fallmouth bernama Edmaris Fallmouth menatap ke arah pria botak yang tak jauh dari depan matanya. "Uskup Agung Raichim, aku ingin mendengar pendapatmu."

"Bagaimana pandangan Gereja barat mengenai negaranya? Tentu saja sikap Gereja konsisten. Menurut Pendeta Luminous, pembantaian monster itu adalah absolute." sang Uskup Agung menatap ke arah sang pemimpin negara. "Negara monster katamu? Aku tak bisa berkata apa-apa."

"Oh begitu..." Raja mengelus dagunya dan berdiri dari kursi takhtanya. "Kumpulkan para pangeran, kita akan mengadakan rapat darurat. Ini bukan mengatur, ini disebut "Perang Suci"."

Sedangkan di tempat Rimuru dan (Name), mereka sudah mau pamit pergi kepada anak-anak yang menjadi mantan murid dari Rimuru juga Shizu. Mereka sudah berdiri di depan gerbang.

"Sensei, (Name)-san, kalian sudah mau pergi." tanya Chloe yang menampilkan ekspresi wajah yang sedih.

(Name) dan Rimuru langsung berbalik. Tampaknya mereka seperti tak ingin kalau Rimuru pergi.

"Kuro-chan, kamu tidak menghalangi sensei dan (Name)-san untuk pergi."

"Itu benar, lebih baik dia kecuali (Name)-san pergi dari sini."

"Tidak ada pilihan lain." Rimuru melepaskan topengnya yang biasanya ia pakai kemudian memberikannya kepada Chloe. "Aku akan memberikan ini, maka bergembiralah."

Chloe juga Alice tak percaya kalau Rimuru memberikannya sebuah topeng yang sering pemuda slime itu gunakan. "Ooohh."

"Curang! Padahal aku juga mau!" Alice juga pengen punya topeng milik Rimuru.

"Tidak, sensei memberikannya kepadaku." Chloe berusaha mempertahankan topeng pemberian dari Rimuru.

"Gapapa lah itu cuma topeng."

"Lagian sensei dan (Name)-san juga sudah memberikan kita baju baru."

"Itu cocok untukmu, Arisa-chan."

"Itu adalah pakaian yang ditenun dengan doa oleh putri dari negara kami. Ringan, kuat dan berkualitas." Rimuru melipat kedua tangganya di dada. "Ngomong-ngomong hanya Alice yang lengan bajunya berenda."

"Eh!" Alice terkejut mendengar perkataan Rimuru dan dia merasa bangga. "Ya itu tidak apa-apa."

'Yaah syukurlah. Ya aku berhutang budi pada Shuna.' batin Rimuru.

"Apa ini untuk gadis modis seperti boneka? Ya kalau begitu aku pakaikan renda ya," kata Shuna yang sedang membuat baju.

"Kalian belajar yang benar ya... Perpisahan memang menyakitkan, tapi itu bukan berarti kita tidak bisa bertemu lagi. Kalau kalian sedang libur, kalian boleh datang bermain." Rimuru berjalan pergi sambil mengandeng tangan (Name). "Baiklah, sampai jumpa!"

(Name) tersenyum lembut ke anak-anak itu. "Sampai jumpa anak-anak. Aku harap kita bisa bertemu lagi di hari yang akan datang."

Ketika mereka berdua ingin menggunakan sihir untuk bisa pulang, tiba-tiba lingkaran sihir di kedua bawah kaki mereka menghilang. Rimuru menjadi heran kenapa sihir teleportasi tidak bisa digunakan. Sementara (Name), dia memejamkan kedua matanya dan mengeluarkan mata yang sangat legenda. Mata apalagi selain sharingan dan rinnegan, yaitu byakugan.

(Name) melihat ke arah sekitarnya. Dia bisa melihat ada pelindung besar yang mencakupi area yang lumayan luas dari tempat mereka sedang berdiri sekarang ini.

"Rimuru, ada yang memasang pelindung yang cukup besar. Itu alasannya kau tak bisa menggunakan sihir teleportasi milikmu."

"Tapi yang menjadi pertanyaanku adalah kenapa ada benda seperti itu di sini?!"

~~~ Bersambung ~~~

The Goddess of Uchiha (Tensura x Female Uchiha Reader)Where stories live. Discover now