Chapter 33

974 103 6
                                    

~~~ Happy Reading ~~~


"Ri-Rimuru-sama, (Name)-sama..."

Rimuru dan (Name) terkejut dengan keadaan Souei yang mendatangi mereka dengan keadaan yang terluka.

"Souei! Kenapa kamu terluka seperti ini?!" tanya Rimuru.

"Apa yang terjadi? Apa anak-anak Shinsha dan Rion baik-baik saja?" tanya (Name).

"Ini adalah bunshinku. Kalian tidak perlu khawatir karena tubuh asliku tidak apa-apa." Shinsha-sama dan Rion-sama baik-baik saja. Mereka sudah berada di tempat yang aman." Souei menatap serius ke arah kedua pemimpinnya. "Daripada itu, Rimuru-sama, (Name)-sama, ada musuh, dan dia sangat kuat. Kumohon... larilah!"

Setelah itu bunshin dari Souei menghilang.

'Apa? Apa yang sedang terjadi? Ketika Milim datang juga mengerikan masalah. Tapi karena tidak ada yang terbunuh, jadi aku tidak merasakan tekanan seperti ini. Tapi ini...' batin Rimuru.

"Halo, salam kenal."

Terdengar seseorang menyapa mereka dari arah belakang. Rimuru dan (Name) melirik ke belakang mereka dan melihat ada 2 orang.

"Padahal akan langsung berpisah sih." gumam salah satu kedua orang yang menghampiri mereka.

"Aku adalah Rimuru si petualang dan yang di sampingku ini adalah (Name), dia juga seorang petualang. Apa kamu salah orang?"

"Negara kalian itu mengganggu loh...makanya kami memutuskan untuk memusnahkannya."

(Name) tidak suka mendengar ucapan gadis itu. Langsung saja dia bergerak dengan cepat dan menyerang gadis tersebut. Tapi ketika dia ingin menyerangnya, serangannya malah dicegat oleh seorang pemuda.

"Lawanmu itu adalah aku, gadis manis."

Terjadi pertarungan di antara mereka berdua. Sementara Rimuru yang akan bertarung dengan gadis yang bernama Hinata itu.

"Sayang sekali kau adalah monster, coba saja kau bukanlah monster mungkin aku sudah menjadikanmu sebagai pacarku."

(Name) menaikkan sebelah alisnya. "Siapa juga yang mau jadi pacarmu? Maaf saja, tapi aku tidak tertarik sama sekali."

"Mulutmu tajam juga ya, gadis manis." pemuda itu menarik pedangnya. "Tapi dengan senang hati, aku akan merobek mulutmu yang indah tetapi juga beracun itu."

(Name) menghindari segala seragam dari lawannya. Dia mengaktifkan mata sharingannya dan dia bisa membaca segala pergerakan dari lawannya.

"Aku tidak punya waktu, jadi kau ingin aku membunuhmu dalam sekejap atau ingin merasakan kesakitan yang luar biasa sebelum kau mati?" tanya (Name) dengan ekspresi wajah yang dingin.

"Kau seolah berkata kalau akulah yang akan mati. Tapi aku sudah pastikan kalau kaulah yang akan mati di sini!"

(Name) menghela nafas panjang. "Baiklah, aku sudah menentukan apa yang harus aku berikan kepadamu."

Sebelum pemuda itu menyerangnya, (Name) menjebaknya ke dalam ilusi penyiksaan di mata sharingan miliknya. Beberapa saat kemudian, pemuda tersebut menjerit kesakitan. Itu disebabkan dia telah terjebak ke dalam ilusi mata sharingan dan di siksa di sana.

(Name) melihat ke arah Rimuru yang juga sudah selesai. Langsung saja (Name) membakar tubuh lawannya dengan menggunakan api amaterasu dari sharingan. Dengan ekspresi wajah yang dingin, dia melihat ke arah lawannya yang sedang menjerit kesakitan sambil tubuhnya terbakar dengan api amaterasu.

Rimuru sudah merasakan sihirnya sudah dapat digunakan. Begitu juga dengan Ranga yang bisa menemui mereka. Secepat mungkin mereka kembali ke desa untuk melihat kondisi di sana.

Tetapi sampai di sana, mereka malah di perlihatkan keadaan desa yang baru saja diserang. Kedua anak mereka yang melihat ayah juga ibu mereka telah kembali, langsung berlari menuju ke arah mereka.

"Mama, Papa!" teriak Shinsha dan Rion.

(Name) langsung memeluk kedua anaknya itu. "Shinsha, Rion! Syukurlah kalian berdua baik-baik saja."

"Mama, para manusia datang menyerang desa kita ini. Bahkan mereka membunuh penduduk yang ada di sini, termasuk paman Haru dan lainnya."

Mendengar hal itu, (Name) terdiam. Benimaru dan lainnya datang menghampirinya. Mereka semua menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mendengar cerita tersebut, Rimuru dan (Name) dibuat terkejut.

Mereka lalu membawa (Name) juga Rimuru ke tempat mereka mengumpulkan orang-orang yang menjadi para korban jiwa dari serangan tersebut. Ketika (Name) membuka kain, betapa terkejutnya dirinya melihat Yugo juga Haru.

(Name) lalu membuka kain lainnya dan mendapati Aragami, Kageyama, Suzaku, Kanade dan Astel yang juga menjadi korban jiwa. Terakhir dia membuka kain dan melihat Rikka dalam keadaan yang sudah hancur juga rusak. Seluruh kenangan dia bersama mereka mulai berputar di dalam ingatannya.

Setetes air mata mengalir di pipinya. Dia tidak percaya kalau mereka akan menjadi korban jiwa dalam serangan ini. Tanpa dirinya sadari telah mengeluarkan mana sihir yang besar. Rimuru langsung saja memeluk kedua anaknya sementara yang lainnya menjadi sesak nafas akibat tekanan dari mana sihir yang besar dari (Name).

"Aku akan membangkitkan mereka kembali. Tapi dengan syarat, kau harus menjadi raja iblis, Rimuru," ucap (Name).

"Eehhh? Kenapa aku?"

"Kalau tidak, mereka akan terus meremehkan kita dan mencoba untuk menyerang desa ini terus-menerus."

"Baiklah kalau begitu, aku mau menjadi raja iblis."

~~~ Bersambung ~~~

The Goddess of Uchiha (Tensura x Female Uchiha Reader)Where stories live. Discover now