10. sesuatu yang bertolak belakang

141 25 0
                                    

"Yang sopan." tegas Justin menatap Zelda yang juga tengah menatap tajam laki-laki di depannya ini.

"Itu udah sopan?" Zelda sudah meminta maaf dengan kalimat yang melebihi kata sopan, sopan apalagi yang kini Justin maksud? Sial.

Tanpa menjawab omongan Zelda, Justin justru malah menatap Zelda tanpa henti. Melihat tatapan Justin yang seperti itu, akhirnya Zelda memutuskan untuk meminta maaf sekali lagi pada teman Justin yang tengah menahan tawa melihatnya di omeli oleh Justin. "Maafin gue,"

"Dia lebih tua dari lo, masa minta maaf pake lo gue?" Lagi dan lagi Zelda mendapat protesan dari Justin.

Yang selalu berkata bahwa cewek selalu benar, maju kalian. Ini apa?! malahan Zelda lah yang selalu saja salah di mata Justin. Jarang sekali gadis itu terlihat benar di mata Justin. bernapas saja mungkin salah.

Demi menghindari pertengkaran, Zelda akhirnya meminta maaf dengan ogah-ogahan, "Maafin Zelda kak, saya janji gak bakal ngilangin lagi," Mendengar ucapan perminta maafan dari Zelda membuat laki-laki yang tengah berada di depan Zelda itu tidak bisa menahan senyum nya karena gemas melihat raut wajah Zelda.

"Oh, namanya Zelda, ya?" tanya laki-laki itu seraya mengulurkan tangannya ke arah Zelda, "Harsa Bianaka" lanjutnya. Kira-kira apa respon Zelda? Gadis itu menerima uluran tangan Harsa, namun di tengah-tengah kedua tangan itu saling menggenggam, Zelda secara sengaja mengeratkan genggaman tangannya pada Harsa, berharap laki-laki itu akan merasa sakit. Tetapi malah sebaliknya. Harsa malah merasa biasa-biasa saja. Bagaimana tidak? Tenaga Zelda jika dibandingkan dengan tenaga Harsa, jelas tenaga Harsa jauh lebih besar. Ada-ada saja.

Jika kalian bertanya kenapa tiba-tiba saja Zelda menampar Harsa, jawabannya adalah karena Harsa adalah orang yang di cari-cari oleh Zelda belakangan ini. Apa kalian ingat saat Zelda bermimpi buruk dan tiba-tiba pergi ke suatu tempat untuk memastikan sesuatu? Saat itu Zelda bermimpi ada seseorang yang menyembunyikan jasadnya saat meninggal sehingga keluarga Zelda kesulitan menemukan jasad putri kedua mereka itu. Dan yang menyembunyikan jasadnya ternyata adalah Harsa. Itulah alasan mengapa Zelda pergi ke depan sebuah bangunan untuk memastikan sesuatu, hal yang ingin gadis itu pastikan adalah, apakah benar bahwa orang yang dilihat nya saat bermimpi itu adalah orang yang pernah secara tidak sengaja menabraknya saat tersesat beberapa hari yang lalu. Dan saat Zelda memeriksa cctv, ternyata benar, Harsa lah yang Zelda lihat saat di mimpi dan Harsa juga lah yang tidak sengaja menabrak nya saat tersesat beberapa hari yang lalu. Sekarang kalian mengerti bukan? Alasan kenapa tiba-tiba Zelda berbuat gegabah seperti tadi.

Padahal Zelda sudah berjanji akan mencabik-cabik wajah orang itu jika mereka berdua bertemu, namun saat ini kenapa malah Zelda lah yang meminta maaf? Sialan!

﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Sudah sekitar 3 jam Justin bolak-balik dari kamarnya menuju kamar Zelda. Entah sudah berapa kali laki-laki itu melakukan hal bodoh ini. Berdiri beberapa saat seraya mengetuk pintu kamar milik Zelda, lalu kembali lagi ke kamarnya. Bukankah itu pekerjaan yang bodoh?

"Zel, buka dong. Gue minta maaf deh udah ngomelin lo tadi, gak gue ulangin lagi, zel. Janji." tuturnya dengan gelisah. Jujur saja, Justin sedikit khawatir dengan Zelda. Pasalnya gadis itu tidak bersuara sama sekali sejak tadi. Kalian tahu sendiri bagaimana Zelda, bukan? Gadis itu mana bisa diam selama 3 jam lebih, kecuali jika sedang tidur, ada kemungkinan gadis itu bisa diam. Tetapi terkadang saat tidur pun Zelda mengigo dan yang jelas suara nya mengalahkan high note dari Taeyeon SNSD.

Jantung Justin sudah berdetak begitu kencang lantaran terlewat khawatir pada Zelda.

"Zel!" Entah sudah keberapa kali Justin menggedor pintu kamar di depannya ini, namun sang empu yang berada dalam ruangan itu tak kunjung membukanya. Tak apa jika Zelda memang marah dan tidak ingin membuka pintu itu karena masih merasa kesal pada Justin. Tetapi setidaknya gadis itu bersuara walau hanya sedikit saja agar Justin bisa memastikan keadaan nya.

Di lain sisi, ada Zelda yang tengah berbaring namun tak bisa bergerak sama sekali dalam kamar itu. Jangankan bergerak, bersuara saja gadis itu tidak bisa. Bayangkan saja, 3 jam lebih tanpa bergerak dan bersuara sama sekali, sesesak apa rasanya? Tubuhnya serasa sedang di tindih oleh sesuatu yang amat besar. Zelda bahkan sudah hampir kehabisan energi untuk terus menerus mencoba melawan, namun usahanya terbuang sia-sia.

Suara Justin yang terus saja menggendor pintu itu terus saja terdengar. Sesekali Justin tampak seperti akan mendobrak pintu kamar itu, namun tidak bisa, pintu kamar itu memakai sistem fingerprint, dan hanya pemilik nya lah yang bisa membukanya. Mau sekuat apapun Justin mendobrak nya, pintu itu akan tetap berdiri kokoh disana.

Air mata Zelda sudah menetes berkali-kali saking gadis itu merasa kesakitan. Seakan ada sesuatu yang mencoba untuk menarik jiwanya untuk keluar dari tubuhnya, namun di lain sisi seperti ada sesuatu yang terus saja berusaha menghalangi sesuatu itu untuk mengusiknya. Zelda merasa bahwa dirinya mungkin akan meninggal dalam ruangan ini tanpa sepengetahuan siapapun. Dan jika itu terjadi, Zelda mungkin akan menjadi makhluk paling menyedihkan.

Sesak. Itulah yang dirasakan oleh Zelda saat ini. Napasnya beberapa kali tersentak. Seakan napasnya akan berhenti, Zelda benar-benar menangis. Setidaknya jika dirinya memang akan kehilangan nyawa saat ini, Zelda harus melihat kedua orangtua dan kakaknya untuk terakhir kalinya.

Semakin lama, rasanya semakin sakit, sebuah tarikan yang seakan membuat jiwanya keluar paksa dari tubuh itu terus saja menguat. Rasanya benar-benar sakit, Zelda kehabisan energi. Zelda pasrah. Namun, entah kenapa sedari awal Zelda merasakan hal ini, gadis itu merasakan ada sesuatu yang terus saja menyalurkan energi kepadanya. Sungguh, Zelda kebingungan, sesuatu yang kini bertolak belakang itu seperti terus saja saling berperang. Apa kalian mengerti dengan hal semacam ada sesuatu yang terus saja seperti ingin menyakiti mu, namun sebaliknya ada sesuatu juga yang terus saja melindungi mu. Hal itu terus saja menahan jiwa Zelda agar tetap berada pada tubuh itu. Sesekali menyalurkan energi jika energi Zelda berkurang.

"Zelda!" teriakan itu membuat Zelda yang awalnya menutup mata pasrah, beralih menoleh ke arah suara itu. Justin, laki-laki itu tengah bergelantungan dan berusaha untuk masuk ke kamar Zelda lewat jendela. Sayangnya jendela itu terkunci rapat.

Kaki Justin beberapa kali mencoba untuk menendang kaca jendela itu dengan keras. Melihat mata Zelda yang benar-benar memerah dengan air mata yang telah memenuhi wajah gadis itu membuat Justin benar-benar merasa kacau.

Menendang kaca jendela itu dengan keras, dan──pecah! Rasanya Justin ingin sujud syukur saat ini. Mungkin Tuhan sedang berpihak padanya.

Kini Justin berusaha untuk masuk melalui ke jendela pecah itu. Jangan salah, hampir sekujur tubuh Justin terluka karena terkena goresan kaca dari jendela yang baru saja laki-laki itu pecahkan.

Setelah berhasil masuk, Justin berjalan cepat ke arah Zelda. Justine benar-benar terlihat seperti zombie. Oh Tuhan, sepertinya Zelda harus bersujud atas kehadiran Justin saat ini.

"Zel! Sadar!" Tangan Justin kini mengguncang pelan tubuh Zelda yang tampak seperti akan mati saat itu juga, "Lo kenapa bisa kayak gini?!"

Mata Zelda terus saja mengeluarkan air mata, bahkan raut wajah gadis itu seakan memohon pada Justin untuk membantunya. Namun apa daya, Justin bahkan tak tahu apa yang tengah terjadi dengan gadis itu.

Tangan Justin perlahan mengusap pelan air mata Zelda, "Zel, liat gue. Tenangin diri lo. Tarik napas pelan-pelan," Zelda mengikuti arahan Justin. Gadis itu berusaha menetralkan pikiran dan tubuhnya. Mencoba untuk menutup mata lalu bernapas dengan pelan.

Setelah melakukan hal itu beberapa kali, Zelda perlahan mulai merasa sedikit lega. Seperti ada kebebasan yang menyambut nya. Gadis itu bernapas dengan pelan sambil melemaskan tubuhnya. Dan──ya! Zelda berhasil. Gadis itu merasa bak terlahir kembali. Sungguh melegakan.

THE MAGIC OF LIBRARY Where stories live. Discover now