19. berantakan

117 22 0
                                    

"Lo gak papa kalau gue tinggal bentar? Gue ada kelas bentar lagi. Kalau udah kelar gue langsung balik kok. Nanti kalau ada apa-apa langsung hubungin gue, oke?" ucapnya pada Zelda, karena jika terus-menerus absen, laki-laki itu bisa-bisa di tendang dari kampus.

Zelda pun tak keberatan sama-sekali, lagipula gadis itu sudah lama menyuruh Justin untuk tetap aktif dalam kegiatan nya seperti biasa, namun Justin terus menolak karena takut gadis itu kenapa-napa jika di tinggalkan sendirian. Lagipula, Justin tak akan tenang jika meninggalkan Zelda dalam keadaan seperti ini, "Pergi aja, kan udah gue suruh dari lama? Di tendang dari kampus gue mampusin lo" cibir Zelda.

Setelah mendapat izin dari Zelda, Justin buru-buru mengemasi beberapa barang yang akan dirinya bawah. Laki-laki itu sepertinya akan pulang ke rumah dulu untuk membersihkan diri lalu ke kampus. Zelda terkadang merasa kasihan pada laki-laki itu, harus bolak-balik rumah sakit dan rumah hanya untuk mandi dan mengambilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh Zelda.

"Gue duluan, jangan kemana-mana. Gue gak bakal lama. Kalau ada apa-apa langsung telepon gue." tegasnya pada Zelda.

"Iya, bawel! Sana lo, hush hush!" usai Zelda berkata seperti itu, Justin terkekeh geli seraya mengacak-acak rambut gadis itu.

﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Setelah menyelesaikan semua kegiatannya di kampus, Justin langsung bergegas untuk pulang, namun tiba-tiba saja teman-temannya datang entah darimana, "Eh, Tin! Lama amat lo ngeliburin dirinya, monyet! Sini dah, ikut ngumpul. Lo udah jarang banget keliatan belakang ini. Ngapain aja, sih?" tanya salah-satu teman Justin.

Baru saja Justin akan menjawab, namun seseorang tiba-tiba datang dan menyela percakapan para lelaki itu, "Yaelah, dia mau jagain sepupunya yang itu, masa gak tau?" sela nya yang membuat beberapa teman Justin mengangguk paham, "Gini deh, pasti lo stres kan selama jagain dia? Gimana kalau kita ngumpul bentar? Udah lama tau kita gak ngumpul bareng, itung-itung ngilangin stres lah," orang itu terus saja mengoceh tanpa henti. Namun setelah mendengar itu Justin berpikir bahwa itu ada benarnya juga. Selama Zelda masuk rumah sakit, laki-laki itu sama-sekali sudah tak pernah bertemu bahkan berkumpul dengan para teman-temannya ini.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Justin mengiyakan ajakan orang itu. "Tapi gue gak bakal lama, adek gue sendirian masalahnya, takut kenapa-napa"

Mereka semua mengiyakan ucapan Justin dan langsung bergegas ke tempat tongkrongan mereka.

"Sa! Mobil lo masih muat, gak? Gue mau nebeng dong, soalnya gak bawa mobil," tanyanya pada salah-satu teman Justin yang membawa mobil itu. Dia Harsa. Laki-laki ini memang sangat sering memberikan tumpangan kepada teman-temannya. Ralat, bukan memberikan tumpangan, lebih ke terpaksa karena teman-temannya memang tidak tahu diri, jadi maklumi saja.

Harsa baru akan menjawab ucapannya, namun salah-satu temannya sudah menjawabnya lebih dulu, "Yaelah, Sera, itu mobilnya Justin kosong tuh, gak ada tumpangan satupun," Ya. Gadis yang tengah bersama Justin dan teman-temannya itu adalah Serana. Gadis yang pernah datang ke rumah sakit untuk menjenguk Zelda. Serana memanglah sering ikut serta dalam circle Justin. Oleh karena itu gadis ini ikut berkumpul, walaupun hanya dia satu-satunya seorang gadis disana.

Mata Serana melirik ke arah Justin, "Tin? Gue boleh nebeng lo aja, gak?" tanya Serana mendekat pada laki-laki itu.

Justin sendiri hanya iya-iya saja, lagipula ini bukanlah pertama kalinya laki-laki itu memberikan tebengan pada Serana, hampir setiap pulang dari kampus, Justin selalu pulang bersama Serana karena rumah mereka searah. "Santai aja kali, Ser. Kayak gak pernah nebeng gue aja lo"

THE MAGIC OF LIBRARY Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz