17. Daisy

123 20 0
                                    

Pepohonan yang rimbun mengelilingi Zelda saat ini. Ya, gadis itu tengah berada di sebuah──hutan? Entahlah, Zelda benar-benar tidak mengerti akan semua hal yang terjadi padanya saat ini, "Ini gue di kirim kemana, sih sebenernya?!" Gadis itu melihat kesana-kemari dengan raut wajah yang amat bingung, "Katanya mau nyari botol? Kok malah di hutan?! Ini gue di tipu gak sih, anjir? Mau dijadiin tumbal pesugihan apa gimana deh ini?" Zelda terus saja berjalan dengan kepala yang terus saja menoleh ke kanan-kiri belakang dan juga depan.

Sekarang, apa yang harus Zelda lakukan? Tidak mungkin Zelda menelusuri hutan seluas ini seorang diri, kan?! Belum lagi keadaan sekarang masih gelap gulita! Apa yang bisa Zelda lihat jika seperti ini? Apa wanita tua itu berniat untuk menjadikannya tumbal secara diam-diam?!

Pikiran Zelda sudah berkelana sejak tadi, gadis itu rasanya ingin menangis saja. Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun nan gelap itu benar-benar terdengar begitu sunyi. Sungguh! Zelda tidak bisa melihat dengan jelas.

Terus berjalan lurus ke depan, Zelda bak pasien rumah sakit jiwa yang sedang tersesat di sebuah hutan. Semakin lama berjalan, Zelda malah mendengar sesuatu yang─── sedikit menyeramkan?

Kedua tangan gadis itu kini bertaut saling menggenggam erat karena ketakutan. Tanpa Zelda sadari, sepanjang perjalanan tadi, gadis itu terus diikuti oleh sesuatu yang berada di belakangnya hingga tak ada satupun makhluk-makhluk aneh yang berani mendekati gadis itu.

"Itu suara serigala gak, sih?" ujarnya ketakutan.

Setelah gadis itu berjalan sekitar 1 jam lebih, Zelda akhirnya berhenti sejenak untuk mengambil napas panjang. Sungguh, berjalan tanpa arah tujuan seperti sungguh melelahkan, walaupun Zelda sering berjalan persis seperti saat ini, namun entah kenapa semakin dalam Zelda berjalan masuk ke hutan itu, energi nya perlahan terkuras habis. Bak ada sesuatu yang terus menyedot energi gadis itu, Zelda terduduk di bawah sebuah pohon untuk menetralkan napasnya terlebih dahulu. Sungguh melelahkan.

Zelda yang tadinya duduk anteng di bawah sebuah pohon tiba-tiba mengerutkan keningnya saat melihat sebuah sumur tua yang mengeluarkan cahaya.

Merasa penasaran akan hal itu, Zelda berusaha bangkit dari duduknya. Namun belum juga gadis itu melangkah, bak ada sesuatu yang menahan kakinya agar tak melangkah ke sumur itu. "Punya kaki taunya ngerepotin doang!" Gadis itu terduduk kembali sambil memaki-maki kakinya sendiri.

Zelda berusaha bangkit dari duduknya dan mencoba untuk melangkah lagi, dan syukurnya kaki gadis itu sudah bisa kembali melangkah. Rasanya Zelda ingin sujud syukur.

Kakinya kini terus melangkah ke arah sumur yang tampak sudah tua itu.

Setelah sampai disana, Zelda sedikit memajukan tubuhnya untuk melihat ada apa di dalam sumur ini sehingga ada sebuah cahaya yang bersinar terang dari dalamnya.

Zelda membelalakkan matanya saat melihat sebuah benda yang sedari tadi gadis itu cari. Ya, botol yang selama ini dimaksud oleh wanita tua itu ternyata berada di dalam sumur ini.

Gadis itu memperbaiki posisi berdirinya dan mencoba untuk menggapai botol itu. Namun Zelda teringat ucapan wanita tua itu bahwa Zelda sama-sekali tidak boleh menyentuh benda itu jika melihatnya.

Setelah teringat hal itu, Zelda langsung memundurkan tubuhnya dari sumur itu. Namun baru satu langkah gadis itu mundur, bak ada sesuatu dari sumur itu yang menarik tangan Zelda dan─── gadis itu terjatuh dalam sumur itu.

"Akh!" Jerit Zelda penuh tenaga menahan dirinya agar tak terjatuh dalam sumur. Alhasil Zelda bergelantungan di dalam sumur tua sialan itu dengan sekuat tenaga.

Gadis itu berkali-kali menjerit keras. Namun di tengah-tengah gadis itu sedang kualahan menahan dirinya agar tak terjatuh, tiba-tiba saja liontin yang bergelantungan di leher Zelda terlepas.

Liontin itu melayang di udara lalu membesar?! Melihat hal itu, Zelda mengedipkan matanya berkali-kali. Liontin itu kemudian meliout di salah-satu pohon yang ada di dekat sumur lalu mendekat pada Zelda seakan menyuruh gadis itu untuk memegangnya erat dan segera naik ke atas.

Zelda yang seakan paham maksud dari liontin itu, Zelda memegang liontin tersebut dengan erat dan berusaha untuk naik ke atas sumur itu.

Setelah berusaha keras naik ke atas dengan bantuan liontin nya, gadis itu akhirnya berhasil dan langsung berlari kencang dari sana.

Selang beberapa menit berlari menjauh dari sumur, Zelda akhirnya bisa bebas dan bernapas dengan lega. Namun tiba-tiba Zelda teringat sesuatu. Ya, gadis itu melupakan liontin nya! Astaga. Sekarang Zelda sedang di ambang kebingungan. Harus kah Zelda kembali untuk mengambilnya? Atau gadis itu tinggalkan saja disana? Sialan, sekarang Zelda harus dihadapkan oleh dua pilihan sulit ini.

Gadis itu kini berhenti sejenak dan melirik takut-takut ke arah belakang. Namun saat gadis itu melihat ke belakang, yang Zelda dapati adalah liontin nya yang melayang dengan cahaya terang yang keluar dari gambar bunga daisy itu.

Zelda yang melihat hal itu benar-benar masih tidak percaya, gadis itu bak sedang bermimpi saat ini. Bagaimana bisa Zelda selama ini tidak sadar akan liontin itu?! Apa selama ini liontin itulah yang mempermudah urusan Zelda? Apa liontin itulah yang selama ini selalu memberi Zelda energi ketika gadis itu sedang sekarat beberapa waktu lalu? Apa liontin itu yang selalu membuat Zelda merasa hangat? Apa selama ini liontin itulah yang selalu membuat tidurnya nyenyak? Tidak-tidak! Zelda benar-benar ingin menolak fakta ini, namun saat gadis itu berpikir lagi, itu semua tidak ada gunanya.

Jadi, sekarang apa yang harus Zelda lakukan? Bukankah liontin ini adalah liontin pemberian dari Juanda? Zelda teringat ucapan laki-laki itu saat selesai bermain skateboard di taman. Juanda sempat berkata bahwa liontin ini akan banyak membantu gadis itu kedepannya. Dan ternyata...benar. Liontin itulah yang selama ini selalu membantu Zelda jika sedang berada dalam masalah.

Liontin itu kini melilit di pergelangan tangan Zelda dengan cahaya nya yang bersinar terang. Zelda tersenyum lebar seraya meneteskan air matanya melihat liontin itu melilit pada pergelangan tangannya, "Maaf selama ini gak pernah sadar── Daisy. Sekarang nama lo Daisy," ujarnya tersenyum senang. Jika ada orang lain yang melihat Zelda, mungkin orang itu akan mengira bahwa gadis ini gila karena berbicara bahkan memberikan nama untuk sebuah liontin.

Liontin itu bak menarik lengan Zelda agar berjalan ke depan. Mungkin sedang menunjukkan jalan? Entahlah, Zelda juga tidak mengerti.

Tetapi tunggu! Bagaimana Zelda akan kembali? Sial! Gadis itu baru memikirkan hal ini! Apa ada pintu ajaib atau semacamnya di dalam hutan yang gelap ini? Tentu saja tidak ada. Namun, liontin yang sedari tadi menarik lengan Zelda, kini berhenti. Liontin itu kini terlepas dari pergelangan tangan Zelda. Mulai mengeluarkan sebuah cahaya yang lebih terang dari sebelumnya dan─── ya, Zelda tersedot masuk ke dalam cahaya yang dibuat oleh liontin itu.

THE MAGIC OF LIBRARY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang