25. dapur Zelda

126 21 0
                                    

Ada masanya Zelda berpikir keras tentang bagaimana kah keadaan setelah gadis itu kembali nantinya. Dia berpikir bahwa Justin mungkin akan senang karena telah melepaskan beban yang selama ini selalu menyusahkan nya.

Awalnya gadis itu sama sekali tak ingin berharap lebih bahwa dirinya akan berhasil melakukan semuanya dengan lancar bersama wanita tua yang kadang ia temui itu. Namun, tak ada salah nya kan untuk berharap?

Gadis itu berdiri dari posisi nya yang sedang berbaring memikirkan banyak hal.

Berjalan menuju meja yang terdapat beberapa buku dan alat tulis layaknya meja belajar pada umumnya. Justin sengaja membeli beberapa barang untuk di simpan di kamar Zelda agar gadis itu bisa menggunakannya ketika sedang bosan.

Duduk lalu mengambil secarik kertas dan juga pulpen, tangannya kini mencoba untuk menulis sesuatu di dalam kertas itu dengan telaten. Ia menyampaikan semua yang ingin ia sampaikan pada Justin selama ini namun terhalang gengsi.

Sebenarnya Zelda menulis 2 surat. Surat untuk Justin baca ketika Zelda berhasil melakukan misi nya dan berhasil kembali ke tahun dimana seharusnya ia berada, dan juga surat ketika ia dan wanita tua itu gagal melakukan misi nya dan mungkin bisa berakhir─── meninggal? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Gadis itu menulis dengan senyuman yang mengambang, entah apa yang dirinya tulis, gadis itu tampak terlihat begitu senang menulis di atas kertas itu.

Usai menulis surat itu, Zelda kini merangkai sebuah amplop untuk dijadikan sebagai tempat surat itu. Ia membuatnya menjadi seindah mungkin.

Zelda kini berdiri dari duduknya lalu berjalan pelan menuju balkon kamar nya. Gadis itu memejamkan mata sembari menikmati angin yang terus berhembus di wajahnya.

"Keadaan Kakak gue gimana, ya? Mama sama Papa? Mereka semua apa kabar," Zelda menghela napasnya lalu tersenyum tipis, "Sabar, Zelda. Lo pasti bisa melewatin ini semua. Apapun caranya, lo harus berhasil dan balik buat ketemu mereka semua." lanjut nya.

Namun di tengah-tengah gadis itu sedang berangan-angan, tiba-tiba saja Zelda terpikirkan oleh seseorang, "Kabar Dda gimana, ya? Dia udah pulang gak sih? Kalau belum, gue mau jenguk," Saat gadis itu sedang berpikir keras, tiba-tiba saja liontin nya mengeluarkan sebuah cahaya yang begitu indah. Zelda yang melihat nya pun kebingungan.

Tangannya kini mencoba untuk melepaskan liontin itu dari lehernya, "Kok tiba-tiba nyala?" bingungnya. Namun setelah berpikir sejenak, Zelda tiba-tiba tersadar sesuatu. Apa liontin ini mencoba untuk menjawab pertanyaannya tadi?

"Dda masih di rumah sakit, gak?" tanya nya pada liontin itu, namun liontin tersebut sama sekali tak memberikan respon apa-apa yang membuat Zelda sedikit kebingungan, "Ih, gimana, sih?" lanjut nya, namun gadis itu sama sekali tak menyerah, "Dda udah pulang ke rumah nya?" Beberapa detik setelah pertanyaannya, liontin itu bersinar terang. Apakah artinya adalah iya?

Zelda kini merasa sedikit kecewa. Padahal gadis itu berniat membuatkan sesuatu untuk Juanda, namun ternyata laki-laki itu sudah tak berada di rumah sakit lagi. Mau di bawa ke rumah nya pun Zelda tak tahu dimana letak rumah Juanda.

Setelah berpikir keras, Zelda berjalan menuju meja belajar nya, berniat untuk membersihkan meja itu karena sedikit berantakan akibat ia pakai untuk menulis dan membuat amplop tadi nya. Namun saat ingin membereskan buku-bukunya, tiba-tiba Zelda menemukan sebuah tulisan disalah satu kertas.

Taman Cendana. Itulah yang tertulis di kertas itu. Namun, dimana kah kira-kira taman itu? Zelda sama sekali tak ingat.

Berpikir beberapa saat, Zelda tiba-tiba menatap kertas yang tadi tertulis taman cendana itu, namun aneh nya, ada tulisan tambahan di kertas itu.

THE MAGIC OF LIBRARY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang