Prolog

739 14 0
                                    

Mimpi buruk itu merasuki Raline dengan kenangan-kenangan indah bersama Ranu. Ketika terbangun, Raline telah kehilangan semuanya....

— R&R —

1 Mei 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 Mei 2022

Di pucuk musim hujan itu, angin menghembuskan rasa yang berbeda. Dalam jilid masa depan yang masih kuncup, tunasnya lebih dulu layu diterpa rintik air yang menyerbu. Seperti daun kering yang tak bisa menduga kemana angin akan menjatuhkannya, perempuan itu terdiam, meratapi khayalan lapuk tentang kisah lalunya dengan perasaan semati batu. Dia terbaring di atas sofa hijau panjang. Sepasang matanya menatap kosong pada langit-langit ruangan konseling yang ditanami lampu-lampu bercahaya lembut.

"Kau yakin akan menceraikannya?" Psikiater bernama Lydia kembali melontarkan pertanyaan yang sama. Dia duduk di kursi lipat, menghadap pada sofa panjang tempat pasiennya setengah terbaring dan menceritakan kesakitan batin yang diderita.

Perempuan di atas sofa konseling tidak menjawab. Hanya terdiam dan melamun cukup lama dengan sendu yang mengembun kembali di matanya.

"Raline, kau bisa mendengarku?" Lydia menyentuh bahu perempuan itu dengan lembut. Senyum Lydia mengembang tipis, berusaha menyalurkan ketenangan di wajahnya. 

"It is okay. Kau tidak disini untuk berpura-pura kuat. Obat pun tak lagi ampuh untuk menenangkan perasaanmu. Jangan lagi menahannya, menangislah jika itu membuatmu lega. Aku mengerti kau masih belum lepas dari cerita-cerita bahagia bersamanya— yang berubah jadi kenangan pilu karena luka dalam yang dia berikan padamu di malam itu. Tapi Raline... kau harus pelan-pelan kembali mencoba memaafkannya. Bukan demi dia, tapi demi dirimu sendiri. Agar kau bisa bebas dari perasaan yang menyiksamu."

Raline menyeka ujung matanya yang berair. Bagi Raline, semua kisah dengan Ranu hanyalah sebatas mimpi buruk yang pernah hinggap di malam kelamnya. Yang ketika terbangun dari mimpi itu, Raline sudah kehilangan segalanya.

Lydia menghela napas perlahan, "Jadi biar ku ulangi lagi pertanyaanku, apa kau yakin dengan keputusanmu untuk menceraikannya?"

Raline diam sebentar, kemudian kepalanya terangguk samar.

Selama kau hidup, aku tidak akan berhenti membencimu. Kau harus mati supaya aku bisa memaafkan kesalahanmu, Ranu.

 Kau harus mati supaya aku bisa memaafkan kesalahanmu, Ranu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now