------
Bagi Arkan, Hilman, Juno, dan Juna, kelahiran adik bungsu mereka merupakan sebuah kesialan. Karena kelahiran Cecilia membuat keempatnya kehilangan satu-satunya harta mereka yang begitu mereka cintai melebihi apapun.
Sejak kecil Cecilia selalu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Our Little Star (Nct Dream Fanfiction)
Happy Reading! :)
☾☾☾
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Semalam, Cecilia tidak pulang ke rumahnya. Ia menginap di rumah Jidan bersama dengan Kaniandra dan juga Caleo yang ikut menemani. Lagi pula keempat kakaknya tidak akan sadar bukan? Jika Cecilia tidak berada di rumah semalaman? Pagi-pagi sekali tepat sebelum matahari muncul ke permukaan, Cecilia di antar pulang oleh Jidan, Kaniandra dan Caleo juga harus pulang ke rumahnya untuk mengganti seragam mereka.
Begitu motor milik Jidan sudah sampai di depan gerbang rumah, Cecilia masih terdiam di sisi Jidan seraya mengenggam kuat tali helm di tangan kanannya. "Kenapa? Mau gue temenin ke dalem?" tawar Jidan membuat Cecilia menggeleng dengan cepat, bagaimana jika kakaknya sudah bangun dan melihat Cecilia membawa seorang pria? Bukankah namanya akan semakin jelek di hadapan kakaknya?
Jidan lantas tersenyum, ia menepuk-nepuk pucuk kepala Cecilia dengan pelan. "Jangan khawatir, bakal baik-baik aja kok Cil. Gue nunggu di sini, nggak akan pergi," ujarnya. Cecilia balas tersenyum, Jidan memang memiliki berbagai cara untuk menenangkan Cecilia, jadi Cecilia menyerahkan helmnya pada Jidan lalu berjalan masuk ke dalam gerbang rumahnya.
Ia meneguk salivanya dengan susah payah, rasanya ia kembali gugup ketika dirinya sudah berdiri tepat di depan pintu rumah. Cecilia masukkan kunci yang berada di dalam saku rok seragamnya, setelah kunci terputar, ia buka pintu bewarna putih itu dengan perlahan. Melangkah masuk, dan menutup pintunya kembali, dari jauh Cecilia melihat Jidan yang tersenyum ke arahnya seraya ikut mengangguk.
Menaiki anak tangga dengan langkah sepelan mungkin, ketika ia sudah berhasil masuk ke dalam kamar, Cecilia bernapas dengan lega. Buru-buru ia segera mengganti seragamnya, beruntung sebelum pulang ke rumah ia lebih dulu mandi di rumah Jidan. Setelah mengganti seragamnya dengan yang baru, Cecilia tak lupa menyisir kembali rambutnya, ia biarkan terurai dan membawa tas sekolahnya yang sudah diisi dengan buku untuk pelajaran hari ini.
Setelahnya Cecilia pergi keluar, tak lupa menutup pintu kamar. Namun, ketika dirinya baru saja menuruni anak tangga, untuk pergi ke luar ia harus melewati dapur dan di sana ada Arkan yang tengah menyeduh segelas air lemon, rutinitasnya setiap pagi.
