*29*

155 10 3
                                    

Haloo aku update lagi, semoga suka yaa~

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Haloo aku update lagi, semoga suka yaa~

***

Juno kembali malam sekali, sekitar pukul 11 malam ia baru saja sampai di rumahnya, ia memakirkan motornya ke dalam garasi lalu merogoh saku celananya untuk mengambil kunci rumah yang masing-masing dimiliki oleh setiap penghuni rumah. Lampu ruang tengah sudah mati, pertanda jika penghuninya telah tertidur, Juno melangkah masuk begitu ia melewati dapur, tatapannya bertemu dengan tatapan si adik yang tengah menegak minumannya dari dalam gelas.

Melihat Cecilia, ia jadi teringat apa yang telah terjadi pada gadis itu, Juno lantas mengalihkan pandangannya, mencoba untuk tak mempedulikan keberadaan si gadis yang kini tengah menghampiri dirinya. "Ka-kak Juno kenapa?" tanya Cecilia begitu ia melihat pipi kanan kakaknya yang terlihat sedikit memar, apa kakaknya itu baru saja berkelahi?

Cecilia hendak menyentuh memar di pipi kakaknya, namun Juno tepis begitu saja. "Kak?  Mau ya Cecil obatin?" Juno tak menggubris ucapan adiknya itu. Ia melangkah melewatinya, hingga sebuah tarikan dapat ia rasakan, ya adiknya menarik lengannya dan menyuruh Juno untuk duduk di sofa.

Juno juga merasa heran kenapa dirinya hanya diam saja, tanpa enggan beranjak dari sofa sambil menunggu kedatangan adiknya. Tak lama Cecilia kembali, membawa kotak obat yang tersimpan di atas lemari. Ia pun duduk di samping Juno, melihat Juno yang hanya terdiam membuat Cecilia tersenyum. Setidaknya kakaknya tidak menolak untuk ia obati, dengan perlahan Cecilia mengobati memar di pipi kakaknya. "Kakak habis berantem ya?" tebaknya.

"Bukan urusan lo," jawab Juno ketus.

Cecilia tak membalas ucapannya kembali, lagian ia juga sudah terbiasa dengan Juno yang selalu mengabaikannya atau berbicara ketus kepadanya. Juno sedikit meringis, "Ma-maaf kak, ini udah pelan-pelan kok." Cecilia kembali menyentuh luka memar di pipi kakaknya dengan kapas yang semula ia teteskan obat merah terlebih dahulu.

Juno masih terdiam, ia perhatikan wajah adiknya yang terlihat begitu hati-hati ketika mengobati luka pada wajahnya. Kenapa gadis itu masih saja begitu perhatian setelah apa yang ia lakukan padanya? Lalu atensinya tertuju pada bagian kepala si adik yang terdapat sebuah penutup luka di bagian atasnya, jadi kepalanya juga ikut terluka?

Apa yang terjadi pada Cecilia tentu itu semua kesalahan Zivan, Juno jadi kembali emosi, apa yang sudah dilakukan pemuda brengsek itu pada adiknya hingga membuat Cecilia seperti ini?

Manik kelam milik Juno terpejam secara perlahan ketika Cecilia meniupi lukanya dengan perlahan, "Nah, udah kak." Juno kembali membuka matanya, melihat Cecilia yang tersenyum ke arahnya. "Kakak nggak boleh berantem lagi ya? Cecil takut nantinya kakak luka lagi, oh iya kakak udah makan malam? Mau Cecil buatin makanan?" tanyanya.

Tak ada balasan dari Juno sama sekali, ia lalu pergi begitu saja menuju kamarnya meninggalkan Cecilia yang masih menatap kepergiannya dengan wajah tertunduk. Sedangkan Juno? Begitu ia menutup pintu kamarnya, Juno merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya yang terasa empuk, tangannya berada di atas dahinya. Sementara jemari kirinya bergerak hingga menyentuh sebuah plaster yang berada tepat menutupi lukanya.

Our Little StarDove le storie prendono vita. Scoprilo ora