*24*

128 5 2
                                    

Selamat membaca~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca~

***

Setelah Juna selesai memakirkan motornya, ia tak hanya sendirian kini, ada adik perempuannya yang menemani. Terkadang memang Cecilia berangkat bersama dengan Juna, kakaknya. Sudah hampir dua minggu lamanya, Juna bahkan tak pernah lagi pergi bersama dengan Juno, mereka bahkan masih belum saling tegur sapa satu sama lain sejak kejadian di ruang makan kala itu. Jujur saja, bagi si kembar ini baru pertama kalinya mereka saling berdiam-diaman selama ini, biasanya jika mereka bertengkar pasti tak lama kemudian mereka akan kembali berbaikan.

Cecilia memberikan helm bewarna putih yang sebelumnya ia pakai pada Juna, "Kak ini," ujar Cecilia. Juna mengambil barang pemberian Cecilia lalu ia masukkan ke dalam bagasi motornya yang cukup luas. "Nanti pulang sendiri nggak apa? Atau nggak pesen gojek aja nanti." Cecilia mengangguk paham.

"Kakak mau kemana memang?" tanyanya yang cukup penasaran. Keduanya tengah berjalan menuju arah tangga, menelusuri koridor sekolah yang masih terlihat cukup sepi karena jarum jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang.

"Biasa ada pemantapan, tahu kan bentar lagi kakak ujian. Kayaknya pas adek nanti dibagi hasil ujian tengah semesternya, bakal libur."

"Ah iya ya, Cecil lupa kalau kakak lagi sibuk pemantapan. Tapi tetep aja kak libur juga banyak tugasnya tahu." Kedua pipinya yang menggembung membuat Juna terkekeh melihatnya, lalu ia menusuk-nusuk pipi kanan adiknya itu dengan gemas.

"Kak, kalau nanti Cecil pulang agak terlambat nggak apa? Kayaknya Cecil mau cari-cari gerai makanan disekitaran sini kak."

Juna mengangguk, "Iya boleh, asalkan jangan pulang kemaleman aja. Batasnya sampai jam tujuh malem."

"Ehhh? Itu mah masih pagi kak."

"Ya udah kalau gitu jam tujuh lebih lima belas menit."

"Ihhh sama aja kak!" Juna kembali terkekeh setelah dirinya puas membuat raut wajah adiknya berubah menjadi kesal.

Beberapa pasang mata yang terlihat tengah memperhatikan bagaimana kedekatan dari kakak beradik yang bahkan dulu mereka tidak tahu jika keduanya terlihat sedekat ini. Wajar saja, sejak dirinya menginjak kelas 1 SMA, Cecilia bahkan tidak pernah berbicara atau sekedar menyapa kakaknya, karena dirinya sudah tahu pasti ia akan diabaikan oleh mereka.

Namun ... semuanya perlahan mulai berubah, terlihat bagaimana Cecilia yang lebih bahagia dari sebelumnya karena ia bisa berinteraksi dengan kakaknya bahkan sampai saling bercanda satu sama lain. Cecilia harap, momen ini akan terus bertahan lama, dan juga bolehkah jika Cecilia berharap pada Juno? Tetapi sepertinya ... Juno bahkan masih membenci keberadaanya yang membuat hubungannya dengan Juna renggan karena dirinya, 'Hah ... ini semua memang salah gue kan sedari awal?' batinnya.

Melihat sang adik yang tengah melamun membuat Juna memberikan sebuah sentilan pelan di dahinya, Cecilia meringis walau tak terlalu sakit. Ia tersadar kembali dari lamunannya, menatap wajah Juna yang begitu dekat dengannya. "Jangan ngelamun, nanti kalau kerasukan mba kunti gimana? Kan kakak juga takut."

Our Little StarWhere stories live. Discover now