⋆22⋆

167 11 6
                                    

Our Little Star (Nct Dream Fanfiction)

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Our Little Star (Nct Dream Fanfiction)

Happy Reading! :)

19 November 2017, tepat di hari ini adalah hari peringatan kepergian Sarah, sudah 17 tahun lamanya ibu dari kelima anak itu pergi meninggalkan keluarganya karena penyakit yang dideritanya pasca melahirkan putrinya. Hari kepergian sang ibunda bertepatan dengan hari lahirnya Cecilia ke dunia, selama 16 tahun terakhir ini Cecilia tidak pernah sekalipun berniat untuk merayakan hari ulang tahunnya karena bertepatan dengan hari kematian sang ibunda.

Jika mengingat hari ulang tahunnya yang ada Cecilia akan semakin dihantui rasa bersalah karena kelahiran dirinya, Sarah pergi untuk meninggalkan suami dan kelima anaknya untuk selama-lamanya. Mungkin yang hanya Sarah bisa lakukan adalah memantau keluarganya dari atas sana. Cecilia hanya terdiam menatap sebuah pigura yang berada di genggamannya, wajah ibundanya yang terpampang jelas di sana, lihatlah betapa cantik dan menawannya beliau, pantas saja ketampanan kakaknya begitu menurun dari ibu dan ayahnya.

"Bun, Cecil kangen bunda," ujarnya, mengelus dengan lembut permukaan kaca pigura, hingga sebuah tetesan air mata terjatuh tepat di atasnya. Cecilia terisak, ia selalu berandai-andai jika ibundanya masih berada di sini bersama dirinya dan juga kakaknya. Pasti keluarganya akan selalu terasa hangat dengan kehadiran bundanya, tidak seperti hari-hari yang telah ia lalui selama ini.

"Maaf, maaf, maafin Cecil bun. Karena Cecil, bunda harus pergi secepat ini." Cecilia semakin terisak di dalam kamarnya.

Juna selalu mengatakan pada Cecilia untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian ibundanya, tetapi tetap saja Cecilia merasa bersalah. Lagi pula ibundanya memang pergi karena kelahirannya bukan?

Suara isak tangis yang terdengar dari kamar milik Cecilia membuat Hilman memberhentikan langkahnya sejenak, ia memang hendak membangunkan Cecilia dan mengajaknya untuk sarapan bersama. Namun yang ia dengar hanyalah suara isak tangis dari dalam kamarnya. Hilman hendak mengetuk pintu kamar milik sang adik namun ... ia urungkan ketika melihat Arkan yang baru saja turun dari lantai 3, ia menatap Hilman dan memberhentikan langkahnya sejenak. "Ngapain lo di sana?" tanyanya. Hilman menggeleng, ia dengan cepat menyusul Arkan dan keduanya pun turun ke lantai 1 bersamaan.

Arkan langsung pergi ke dapur, kebetulan di sana ada Juno yang tengah melapisi roti panggangnya dengan selai cokelat. "Bang udah gue panggangin roti tadi," ujar Juno memberitahu seraya menunjuk ke arah piring yang berada di atas meja. "Ya, thanks," jawab Arkan, ia pun melakukan hal yang sama seperti Juno, mengolesi roti dengan selai.

"Hari ini kata ayah, kita pergi agak sorean, buket bunga yang dipesen kemarin udah lo ambil Jun?" Juno menggeleng. "Owner-nya bilang baru bisa diambil siang, ntar deh sama gue aja sekalian mau ke rumah temen dulu minjem buku tugas." Arkan sih hanya mengangguk mendengarnya.

Our Little StarOù les histoires vivent. Découvrez maintenant