*27*

147 10 4
                                    

Halooo, aku update lagi jangan bosen-bosen yaa~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halooo, aku update lagi jangan bosen-bosen yaa~

***

Waktu yang telah menunjukkan pukul tujuh pagi, terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga pergi menuju dapur untuk mengambil dua lembar roti tawar untuk di makannya. Juna baru saja kembali ke rumah, awalnya ia ingin terus menemani adiknya yang masih terbaring di rumah sakit namun Hilman berkata jika ia akan menemani Cecilia karena kebetulan hari ini Hilman tidak memiliki kelas pagi, akhirnya Juna pun menurut ucapan kakaknya.

Juna terkesiap ketika ia melihat ada orang lain selain dirinya di dapur dan itu adalah Juno, ngomong-ngomong soal Juno ... rasanya sudah lama sekali mereka tidak saling bertegur sapa baik di sekolah maupun di rumah. Sejak kejadian pertengkaran itu, Juna sudah tak berbicara lagi dengan Juno, melihat ada Juna di dekatnya, Juno hanya terdiam. Ingin rasanya ia kembali menyapa kembarannya itu tetapi rasa gengsinya terlalu tinggi untuk memulai percakapan di antara keduanya.

Bagi Juno maupun kembarannya Juna, ini adalah marahan terlama bagi mereka. Karena biasanya juga jika keduanya bertengkar karena suatu hal atau karena berbeda pendapat, maka keesokan harinya mereka sudah kembali seperti biasanya saling berbicara satu sama lain seolah kejadian pertengkaran itu tak pernah ada. Rasanya sangat berbeda dengan sekarang, jujur saja Juno juga sedikit merasa kesepian karena baik di sekolah ataupun di rumah ia memang begitu dekat dengan Juna.

Ada satu hal juga yang menganjal di dalam benaknya, Juno jelas tahu jika Juna baru saja pulang ntah dari mana dan juga ia tidak melihat kakak keduanya kembali ke rumah sejak ia bertemu dengan Hilman semalam. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua? Ditambah kehadiran seorang gadis yang biasa selalu kelihatan olehnya, kini tak terlihat kembali, tunggu! Untuk apa Juno memikirkannya?

Jika Juno memilih untuk tak menyapa Juna karena gengsinya, berbeda dengan Juna ia bahkan semakin marah pada dirinya sendiri maupun kedua saudaranya yang lain, Arkan dan juga Juno. Mengingat apa yang telah terjadi pada adik perempuannya, kenapa mereka harus setega itu mengabaikan Cecilia dan bahkan marah kepadanya yang tak memiliki salah sama sekali.

Setelah selesai dengan roti lapisnya, Juna membawa roti itu ke dalam kamar. Ia juga harus menyiapkan buku pelajaran untuk hari ini, mengingat semalam jika dirinya tak pulang ke rumah. Juna pergi meninggalkan Juno yang masih terdiam di dapur memperhatikan punggung milik kembarannya yang semakin jauh dari pandangannya. "Sial, kenapa harus kayak gini sih anjing," gerutunya. Juno jadi teringat jika pertengkaran yang terjadi padanya dan Juna karena Cecilia, andai saja jika Juna kembali seperti dulu mungkin mereka tidak akan bertengkar seperti sekarang.

Bertepatan dengan Juno yang pergi ke ruang tengah, pintu rumah terbuka, ia menoleh sekilas untuk melihat siapa yang datang dan ternyata itu Arkan. "Bang," sapa Juno membuat Arkan tersenyum tipis ketika melihat adiknya. "Udah sarapan bang? Mau gue buatin roti?" Juno menawarkan.

Arkan menggeleng, "Nggak usah, gue udah sarapan tadi. Ngantuk banget gue, semalem bergadang ngerjain revision skripsi sama nugas laporan. Gue naik dulu," pamitnya. Juno mengangguk, wajar saja, Arkan kan sudah memasuki semester akhir, pasti dirinya akan begitu sibuk mengurus skripsinya, begitupun Juno yang sibuk mempersiapkan ujian akhir nanti.

Our Little StarWhere stories live. Discover now