[Volume 1] Chapter 8: Wehrmacht Heer Flying Ace

464 53 5
                                    

25 April 1945
Pangkalan udara Luftwaffe yang hancur
07.11am

"Apakah tidak ada bahan bakar disini?" Indra

Indra mencoba untuk mencari bahan bakar untuk pesawat sekalian dengan amunisi pesawat kalau ada karena Indra yakin kalau kotak peluru dalam pesawat tersebut juga kosong. Saat mencari, Indra terpikirkan sesuatu yang seharusnya ia lakukan dari tadi dibandingkan harus membuang-buang waktu untuk mencari bahan bakar dan amunisi pesawat.

"Oh ya, aku kan punya infinite wish. Aku pingin pesawat Fw 109 A-8 di depanku memiliki bahan bakar dan amunisi yang tak terbatas. Lalu tingkatkan kecepatan pesawat ini sampai kecepatan 871 km/ jam supaya aku cepat sampai ke kawasan Indonesia yang masih dijajah Jepang. Lalu berikan fungsi self-repair pada pesawat untuk memperbaiki dirinya sendiri saat mengalami kerusakan akibat pertempuran lalu buat pesawat ini bisa terbang dengan baik di segala cuaca." Indra

Pesawat Fw 190 A-8 tersebut langsung bersinar dan cahayanya langsung redup yang memperlihatkan sebuah pesawat Fw 190 yang memiliki kondisi seperti baru dan memiliki cat kamuflase campuran putih, biru muda, dan biru yang merupakan kamuflase pesawat tempur untuk bersembunyi memanfaatkan warna awan dan langit.

"Baiklah, aku harus segera pergi dari sini sebelum aku tertangkap oleh pasukan sekutu yang pastinya akan menemukan pangkalan udara ini. Sebelum itu aku menginginkan sebuah senapan stg 44." Indra

Sebuah senapan serbu stg 44 muncul di belakang kursi kemudi pesawat tempur tersebut dan Indra menaikinya lalu menyalakan mesinnya sembari menggerakkan pesawatnya menuju ke landasan pacu dengan bantuan sihir.

Indra mendorong tuas pengatur kecepatan hingga maksimal sembari tetap menginjak pedal rem untuk mengumpulkan kekuatan untuk lepas landas pada landasan yang pendek.

Saat dirasa kekuatannya sudah cukup, Indra melepas pedal rem dan pesawatnya langsung melaju dengan cepat lalu pesawat tersebut terbang dengan hanya memerlukan landasan pacu sepanjang 250 meter. Indra mengambil sebuah peta yang ada di pesawat tersebut dan ia melihat kalau ada 2 jalur untuk menuju ke Indonesia yaitu dengan cara melalui jalur melewati benua Afrika atau melewati Uni Soviet.

Karena Indra adalah orang yang ingin mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman tempur, indra memilih jalur paling berbahaya yaitu melewati Uni Soviet untuk menuju ke Indonesia yang lokasinya sangat jauh dari Jerman.

Beberapa belas menit setelah terbang, Indra langsung dihadapkan dengan beberapa pesawat Soviet yang mengejarnya dan menembakkan senapan mesin mereka kearah pesawat Indra. Indra melakukan manuver ke kanan dan kiri untuk mempersulit pilot Soviet untuk menembaknya.

Selama menghindari tembakan, Indra juga mengintai kondisi sekitar untuk melihat apakah ada pesawat bantuan yang mengejarnya. Setelah memastikan tidak ada bala bantuan musuh yang akan dikirimkan, Indra langsung melakukan cobra manuver kesukaannya untuk berada di belakang ekor pesawat Yak-3 tersebut dan langsung menembakkan senapan mesinnya MG 151/20 miliknya yang memiliki amunisi tak terbatas.

"Mumpung pelurunya tak terbatas, bisalah sesekali boros peluru. Kayak di game call of duty yang peluru pesawatnya gak ada habisnya cuman perlu sedikit waktu untuk mendinginkan barrelnya." Indra

Drrrt drrrt drrrt drrrt

Boom

Ekor pesawat Yak-3 tersebut mengeluarkan suara ledakan dan menyemburkan api Indra tetap menembaki pesawat Yak-3 tersebut hingga mematahkan salah satu sayap pesawat tersebut. Indra mendongak ke atas dan ia melihat beberapa pesawat Soviet lainnya terbang mendekati pesawat Indra untuk menjatuhkan pesawat tempur Jerman yang mencoba untuk melarikan diri atau melakukan misi terakhirnya.

Indra langsung menghadapi pesawat Soviet tersebut secara berhadap-hadapan dan beradu tembak dengan pasukan menembakkan seluruh senapan mesin yang pesawatnya miliki. Beberapa peluru mengajinya kaca kanopinya dan Indra mengarahkan tembakannya kearah kokpit pesawat.

The Ezgardian (Prototype)Where stories live. Discover now