[Volume 3] Chapter 2: Desert Storm Air Battle

190 32 11
                                    

*Phsyuuuu

*Boom

Menara tersebut langsung hancur dan mengejutkan para pekerja yang mendengarkan suara ledakannya. Alarm peringatan langsung menyala dan membawa para prajurit Israel untuk berlari ke pos mereka.

Di salah satu hangar, 2 buah pesawat F-16A yang sudah siap tempur dipersenjatai lalu diperintahkan untuk melakukan pencegatan terhadap pesawat yang menjadi dalang serangan tersebut.

"Ini bukan latihan! Kalian berdua segera naik ke pesawat dan cegat pesawat penyerang! Kalau kalian kalah jumlah segera laporkan lalu mundur, jangan coba-coba untuk melawan formasi pesawat yang menang jumlah dengan kualitas setiap pesawat mereka setara dengan pesawat kita!"

""Siap!""

2 pesawat F-16A dipersenjatai dengan 4 rudal AIM-9L dan 2 buah rudal AIM-9J. Kedua pesawat Israel tersebut segera terbang mengejar arah asal datangnya rudal Rusia tersebut berdasarkan jejak asap yang sudah mulai menghilang.

Di tempat lain sistem pertahanan udara berbasis darat membuat para personel kebingungan karena mereka tidak mendeteksi objek apapun di radar mereka sehingga beberapa senjata harus dioperasikan secara manual oleh beberapa kru.

"Radar tidak mendeteksi apapun!"

"Bagaimana bisa!? Ini adalah radar terbaru pemberian Amerika serikat! Tidak mungkin langsung rusak pada pengoperasian pertamanya!" Teriak seorang perwira Israel.

"Kolonel, kemungkinan musuh telah menyerang radar kita dengan jammer sehingga radar kita tidak berfungsi."

"Aku tahu itu dasar bodoh, tapi bagaimana bisa sistem pertahanan elektronik kita ditembus oleh serangan asing yang tidak bisa kita ketahui? Minimal kita seharusnya tahu dari negara mana serangan tersebut berasal." Perwira tersebut merasa kesal karena berbagai sistem pertahanan elektronik yang seharusnya masih berfungsi dengan normal saat ini tidak bekerja dengan deteksi kerusakan sistem yang sangat parah.

Sebuah pesawat MiG 29M yang menjadi dalang serangan melintasi kawasan atas sektor yang terdapat banyak sistem persenjataan anti udara. Indra mensummon 2 buah rudal KH-31P yang dipasang pada hardpoint bawah sayap yang berada di samping air intake.

"Kalau ingin menyerang, sistem pertahanan dan pengintaian harus dihancurkan terlebih dahulu karena tidak mungkin bisa melumpuhkan sistem pertahanan dan menyerang dalam waktu yang bersamaan." Ucap Indra dengan menekan tombol peluncuran rudal KH-31P.

*Pshyuuu

*Pshyuuu

2 rudal yang dirancang untuk mengejar dan menghancurkan asal radiasi sinyal yang ditangkap oleh avionik pesawat dan ditandai sebagai frekuensi milik musuh, melaju dengan kecepatan tinggi dan menghantam 2 buah target yang berbeda yang berada puluhan kilometer dari lokasi pesawat Indra. Kedua rudal tersebut berhasil menghancurkan 2 buah fasilitas militer yang berupa gedung pengawasan di pangkalan udara Israel dan sebuah gedung yang menjadi cabang komando pasukan.

Kedua gedung tersebut meledak hebat yang secara otomatis menyebabkan banyak kekacauan akibat kepanikan para warga sipil yang mencoba untuk mengungsi serta mencari perlindungan. 2 pesawat F-16A Israel mendeteksi jejak asap yang ditimbulkan oleh rudal KH-31P anti-radiasi.

"Disini Seal 2. Sebuah jejak rudal muncul dari arah selatan." Ucap Seal 2 yang merupakan pilot pesawat F-16A Israel yang mencoba untuk mencari keberadaan bandit.

"Disini Horn 1. Dimengerti, menandai arah asal sebagai area bandit." Balas pilot F-16A lain.

"Apakah radar mu mendeteksi keberadaan bandit?" Tanya Seal 2.

"Negative, seharusnya pesawat Stealth akan ketahuan di radar setelah mereka meluncurkan senjatanya. Namun dari kondisi sekarang dan rekaman radar dari pangkalan tidak menunjukkan keberadaan pesawat asing selain pesawat kita dan frekuensi radar pesawat sipil." Jawab Horn 1

The Ezgardian (Prototype)Where stories live. Discover now