[Volume 1] Chapter 11: Pertempuran Surabaya

511 53 19
                                    

25 Oktober 1945
Markas Pejuang Surabaya
18.20am

Di malam hari saat mengantarkan persenjataan, Indra diminta untuk mendatangi markas pejuang kota Surabaya. Ia dipanggil karena para pejuang merencanakan sebuah serangan kepada pasukan Inggris untuk mengusir mereka pada bulan Oktober.

Indra yang sekarang berada di markas pejuang kota Surabaya, merapatkan taktik pertempuran dengan beberapa tokoh pemimpin pejuang kemerdekaan.

"Sekarang, kita tempatkan beberapa prajurit yang akan memasuki rumah yang ada di sini karena mereka akan menjadi pengawas sekaligus pembunuh utama dalam pertempuran.

Setelah para penembak jitu berada di posisi, bambu runcing akan bergerak ke bagian parit pertahanan dan mereka akan melakukan serangan human wave ke beberapa titik lokasi Tank-tank sekutu. Karena sekutu menggunakan doktrin tank sebagai pendukung pergerakan pasukan, apabila mereka kehilangan tank mereka, mereka akan mulai mengandalkan mortar sebagai pendukung pergerakan utama.

Di lokasi mortar, kami yang ada di udara akan mengurus mereka dengan bom yang akan dijatuhkan secara berjalan setiap beberapa belas menit sekali karena kami memiliki bom yang sangat terbatas. Apabila pertempuran telah mencapai malam hari, orang-orang yang tidak membawa senjata api akan memasuki setiap rumah yang ada untuk membersihkan mereka karena di dalam ruangan mengandalkan pertarungan fisik dan pistol yang tidak terlalu efisien." Indra

Para pejuang mencoba untuk memahami taktik tersebut dan mereka sedikit demi sedikit memahami apa yang harus mereka lakukan lakukan lalu apa yang harus diserang oleh mereka. Indra berhenti sejenak untuk memberikan waktu bagi para pejuang untuk memahami strateginya, setelah itu ia melanjutkan kembali perencanaan strateginya.

"Setelah melakukan serangan dan merusak beberapa fasilitas penting sekutu yang ada di dalam kota, kita akan mulai mundur ke dalam hutan dan biarkan mereka menguasai kota karena kita tidak akan memiliki harapan untuk menguasai kota. Kita hanya bisa menahan pergerakan mereka selama mungkin untuk mengumpulkan orang dan persenjataan untuk memulai perang gerilya." Indra

Para pejuang yang sangat yakin untuk memukul mundur pasukan Inggris, merasa terkejut saat Indra mengatakan kalau mereka harus mundur dari kota. Perkataan tersebut seakan-akan Indra meremehkan kekuatan pejuang Indonesia.

"Tunggu tuan Drain, kita seharusnya menyerang mereka hingga memukul mundur mereka pergi dari kota Surabaya. Kenapa kau menginginkan kami untuk mundur? Apakah kau meremehkan kekuatan kami?" Ujar salah seorang pejuang kemerdekaan.

"Ya aku meremehkan kekuatan kalian karena kita kekurangan peralatan yang diperlukan. Kita hanya mengandalkan persenjataan yang sebagian besar adalah Bolt Action yang memerlukan banyak waktu untuk melakukan reload, sedangkan mereka memiliki SMG yang sangat efektif di pertengahan jarak dekat.

Lalu setengah dari pasukan kalian juga adalah pembawa senjata tajam bukan senapan yang jelas-jelas kita sangat lemah dibandingkan dengan mereka yang telah sangat terlatih dan berpengalaman dalam perang dunia kedua. Kita hanya bisa mengandalkan keunggulan kita dalam serangan kejutan di hutan, sehingga mau tidak mau kita hari mundur ke hutan kalau dalam waktu 3 Minggu kita tidak mendekati targetnya untuk mengurangi korban dan bersiap untuk perang jangka panjang." Indra

Perdebatan panjang antara veteran perang dunia kedua dengan para pejuang kemerdekaan tersebut berlangsung sengit hingga hampir terjadi pertarungan. Perdebatan berhasil usai setelah diadakan musyawarah yang ditengahi oleh seorang perwira Jepang yang memihak Indonesia. Taktik yang disetujui adalah taktik awal Indra yang mengharuskan pasukan Indonesia untuk mengorbankan kota dan memancing pertempuran gerilya yang bukan keahlian pasukan British Raj.

1 November 1945
Surabaya, Indonesia
9.00pm

Pada pagi hari, terjadi ketegangan antara pasukan Inggris dengan pasukan TKR karena kesalahpahaman terjadi antara pasukan Inggris yang dipimpin oleh AWS Mallaby di Surbaya dengan pasukan Philip Chirtison di Jakarta yang membuat pesawat-pesawat Inggris menjatuhkan selebaran di kota Surbaya yang berisikan perintah kepada milisi Indonesia untuk menyerahkan persenjataan mereka.

The Ezgardian (Prototype)Where stories live. Discover now