Bagian 2

5.4K 780 148
                                    

Jangan lupa vote dan komen kawan✌️





































Iris yang semula hitam pekat, gelap bak palung terdalam di lautan, kini berubah menampakkan warna keemasan yang  berkilau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Iris yang semula hitam pekat, gelap bak palung terdalam di lautan, kini berubah menampakkan warna keemasan yang  berkilau. Taring tajam mencuat siap mencabik siapa saja yang berani menghalangi langkahnya. 

Hutan rimbun yang ditumbuhi pepohonan besar menjulang tinggi bak tempat tinggal paling aman untuk menghangatkan hati. Sepasang mata tajam itu berpendar mencari mangsa kiranya kali ini apa yang ia dapatkan di rimba itu. Pendengarannya yang tajam menangkap langkah yang kian mendekat. Perlahan ia bisa melihat seekor Rusa di samping kanannya yang sedang berjalan santai, tak sadar akan bahaya mengintai.

Dengan langkah pasti, perlahan ia mendekati mangsa yang sudah berada di depan sana. Tubuh tegapnya seketika berubah mengeluarkan bulu hitam dengan coklat keemasan yang lebat. Belum lagi kini menjadi dua kali lebih besar, dan tinggi.

Serigala itu melesat cepat menghampiri si mangsa di depan sana, sudah hampir sejengkal Rusa itu akan segera menemui ajalnya—

“JENO–YA! PULANG!”

Sayangnya, suara keras itu membuat sang Rusa langsung berlari, yang mana membuat Manusia Serigala yang sedari tadi mengintainya, gagal untuk mendapatkan mangsanya.

“Arghh... Sial!”










“Kenapa eomma memanggilku.. Aku baru saja akan mendapatkan makan malam yang enak untuk kita” Ujar seorang pemuda yang kini sudah kembali merubah wujudnya seperti semula.

Sehelai kain tak menutupi tubuh atasnya yang kokoh. Terlihat otot-otot yang terbentuk menghiasi proporsi badannya. Belum lagi enam kotak yang berada di perutnya menambah kesan kuat pada pemuda itu.

Kursi kayu ditarik menimbulkan suara decitan kas pergesekan antara lantai, dan balok kayu. Tubuh bongsor itu duduk seraya memperhatikan sang Ibu yang tengah sibuk menyiapkan berbagai hidangan di atas meja makan. Matanya berpendar tak lepas dari sosok omega yang melahirkannya.

“Jeno–ya... Eomma sudah memasak, kita tidak perlu berburu lagi ya?” ujar sang Ibu yang tadi memanggil putra sematawayangnya hingga Rusa yang hendak ditangkap kabur begitu saja.

“Kakek akan datang ya?” tanya sang Putra yang mana mendapat anggukan sebagai jawaban.

Jika sudah begini, Jeno tahu alasan mengapa sang Ibu tak memperbolehkannya terlalu banyak beraktivitas di luar apalagi dengan sosok Serigalanya. Jeno merupakan seorang Alpha dominan, hanya saja sang Ibu sengaja ingin menyembunyikan identitas asli sang Putra. Ia selalu menutupi kekuatan yang Jeno miliki di hadapan sang Mertua.

“Bukankah seharusnya eomma bangga jika memiliki putra yang kuat? Aku bahkan bisa mengalahkan sepupu ku yang lain, lalu mengapa aku haru terlihat lemah di hadapan mereka semua eomma?”

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang