Bagian 27

3.2K 433 83
                                    













“Kapan kita bisa pergi ke rumah baba?” tanya Renjun sembari memeluk tubuh Suaminya.

“Aku belum tahu kapan waktu yang aman, tapi akan ku pastikan kita akan pergi lain kali ya” Jeno memberi penjelasan pada Istrinya dengan begitu lembut. Akhir-akhir ini Renjun sering bertanya akan hal itu, Jeno paham bahwa sang omega merindukan keluarganya.

Renjun tak banyak lagi bicara setelah mendengar ucapan suaminya. Ia mengerti bahwa situasi saat ini mungkin memang sedang genting seperti yang sering Jeno katakan. Meski Renjun tak tahu pasti sebesar apa masalah di luar sana yang sebetulnya mereka waspadai.

Renjun lantas melepas pelukannya, lalu duduk di sofa, dengan lutut yang ia lipat ke atas. Jeno menyusul, dan duduk di sampingnya. Mereka berdua menyaksikan siaran televisi yang kini tengah membahas makanan laut, yang mana membuat Renjun begitu tertarik saat melihatnya.

“Aku ingin makan seafood” ucapnya pada sang Alpha. “Kita baru memakannya kemarin sayang” jawab Jeno sembari menengok pada sang Istri.

“Itukan kemarin, aku ingin lagi sekarang”

Beberapa hari belakangan sangat sulit menolak permintaan Renjun. Meskipun begitu Jeno tak mengeluh, karena ia merasa masih mampu memenuhinya meskipun terkadang cukup sulit untuk menemukan apa yang Renjun inginkan.

“Mau mencari restoran seafood?” tanya Jeno. Renjun menjawabnya dengan gelengan sebelum berkata “Bawakan aku seafood mentahnya, dan kita masak bersama di rumah”

Jeno lantas berdiri, lalu membubuhkan satu kecupan pada kening Istrinya. “Baiklah, pesanan akan segera aku cari. Tunggu di rumah, dan jangan pergi kemanapun” ucap Jeno.

Renjun tersenyum manis begitu Jeno benar-benar memenuhi keinginannya. Ia turut berdiri memeluk tubuh Alpha sebelum lelaki itu pergi. “Jangan lama-lama” katanya dengan manja. Jeno lantas mengusap pipi gembil Renjun yang semakin hari nampak semakin menggemaskan.

“Siap nyonya besar”

“Jeno–ya ... Terima kasih karena selalu berusaha untukku. Aku mencintaimu, sangat”

Entah mengapa Jeno melihat sendu pada iris berbintang milik sang Istri. Ia kecup bibir Renjun cukup lama. Menyalurkan rasa cinta yang kental antar keduanya. “Terima kasih kembali karena menyerahkan hidupmu untuk menemani alpha ini. Aku lebih mencintaimu” ucap Jeno setelah ciuman keduanya terlepas.

“Sudah, nanti aku malah tergoda oleh mu, dan kita tidak jadi masak” tukas Jeno segera melepas pelukan Istrinya. Renjun memberikan senyuman cantiknya, yang membuat hati Jeno menghangat.

Jeno segera bergegas untuk pergi, tak perlu menggunakan kendaraannya karena di dekat kediaman mereka banyak yang menjual beraneka ragam jenis seafood. Renjun terus melambaikan tangannya pada Jeno, sedang sang Alpha berjalan sembari terus menengok pada omega tercintanya.

“Hati-hati~” ucap Renjun sedikit berteriak sembari terus melambai pada Jeno. Dari kejauhan, Jeno menjawab dengan kedua ibu jari yang terangkat. Renjun terus memperhatikan Jeno hingga lelaki itu benar-benar tidak terlihat di pandangannya.

Renjun mengusap perutnya, dengan wajah sendu setelah kepergian Jeno. Ia menyadari beberapa hari ini ada yang berubah dari tubuhnya. Ia curiga bahwa kini dirinya tengah mengandung, namun Renjun terlalu takut untuk memeriksanya. Hingga kemarin sore saat Jeno membeli makanan keluar, Renjun memberanikan diri untuk memastikan dugaannya, dan ternyata benar bahwa dirinya tengah mengandung.

Ia menginginkan ini, tapi mengapa Renjun justru merasa bersedih. Ia takut akan respon Jeno, karena sedari awal Jeno sempat menolak keberadaan buah hati diantara mereka. Walaupun Jeno berkata sudah setuju, tapi semua itu karena Jeno berada di bawah tekanan pertengkaran mereka.

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang