Bagian 17

4.1K 537 70
                                    

Jangan lupa vote dan komennya kawan.
















"Oh Jeno, sudah mau kembali ke atas?"

Nenek Huang melihat situasi menegangkan diantara Putra, dan kekasih dari Cucunya. Maka ia putuskan untuk segera menghampiri Jeno.

"Siapa dia bu?" tanya Yuta pada sang Ibu. Sedang tatapnya tak lepas dari sosok pemuda yang kini berhadapan dengannya.

"Aku kekasih Renjun paman. Perkenalkan, Jeno"

Nenek Huang tertegun menatap sorot sang Putra yang menunjukkan ketidaksukaannya pada Jeno. Ia pun cukup terkejut, karena Jeno tak terlihat gentar berhadapan dengan Yuta. Bahkan berani memperkenalkan diri, sembari menatap sorot Putranya tanpa rasa takut.

Tangan Jeno terulur untuk menjabat tangan Ayah dari sang kekasih. Ia sama sekali tidak tersinggung saat Yuta menyebutnya Serigala liar. Ia paham bahwasanya Yuta pun pasti mengkhawatirkan Renjun. Apalagi Yuta jelas tahu bahwa Renjun bukanlah manusia biasa. Melainkan sebangsa dengan mendiang Istrinya.

"Kau, atas izin siapa kau berani mendekati Putraku?"

Melihat itu Nenek Huang tahu bahwa Yuta pasti akan marah. "Yuta, biarkan dulu Jeno ke atas. Ia belum makan sedari tadi begitupun dengan Renjun"

"Aku akan segera kembali nenek" ujar Jeno.

"Tentu. Kau harus menjelaskan semua ini" timpa Yuta. Mendengar itu Jeno tahu bahwa Yuta menahan emosinya, maka dengan segera, Jeno pergi kembali ke kamar Renjun untuk menyimpan makanan di kamar itu. Renjun pasti akan haus ketika bangun, ia juga pasti akan merasa lapar mengingat Renjun belum makan sedari tadi.

Setelah itu Jeno kembali lagi ke bawah menemui Yuta, juga Nenek Huang yang kini berada di ruang keluarga. Yuta masih melayangkan tatap tidak suka, tanpa ia tutupi sedikitpun di hadapan Jeno.

"Jeno sering menemani Renjun di sini, sikapnya juga sangat baik pada anak mu" ujar Nenek Huang pada Yuta.

"Apa yang dia katakan pada mu sehingga kau begitu membelanya Ibu?" tanya Yuta pada Ibunya. "Dimana keluarganya? dari mana dia berasal? Apa ibu tidak bertanya padanya?"

"Ibu percaya Jeno anak yang baik. Ibu tidak pernah melihat Renjun sebahagia itu setelah kedatangan Jeno" ujar Nenek Huang. Ia bisa melihat, bagaimana Renjun begitu bahagia setelah Jeno datang ke dalam kehidupannya.

Selama ini hanya sendu yang Nenek Huang lihat pada iris Cucunya. Begitu Jeno datang, dan memberikan keceriaan, ia tak berpikir dua kali untuk memberikan restu. Ia ingin melihat Renjun bahagia setelah semua dukanya.

"Biarkan aku bicara berdua dengan lelaki ini" tukas Yuta pada sang Ibu. Tak ada pilihan lain, nenek Huang harus membiarkan Putranya untuk bicara berdua dengan kekasih Cucunya itu. Maka ia memilih pergi menjauh dari keduanya.

"Kau pack Donghae? Aku bisa dengan jelas mencium aroma kawanan kalian" ucap Yuta tanpa basa-basi. "Siapa orang tua mu? Taeyong? Jaehyun? Atau mereka bukan salah satunya?"

"Jaehyun, aku Putranya."

Yuta terdiam setelah mendengar jawaban Jeno. Ia tahu takdir akan terus berjalan. Bagaimanapun pertemuan keturunan Donghae, dan keturunannya sudah diramalkan sejak dulu. Hal itu juga yang membuat Renjun harus tetap terlahir ke dunia.

"Apa Renjun tahu siapa dirimu sebenarnya?" Jeno menggeleng sebagai jawaban. Sampai saat ini ia belum memberitahukan Renjun, siapa dia sebenarnya.

"Aku sudah pernah kehilangan Istriku, maka ... Sudahi saja hubungan kalian. Aku tidak bisa kehilangan Renjun setelah ini"

Mendengar itu kilat iris Jeno berubah. Kilau emasnya terlihat, menatap tajam pada Alpha di hadapannya. "Kau tahu aku tidak bisa dipisahkan dari omegaku" ujarnya penuh penekanan.

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang