Bagian 26

3.2K 436 39
                                    













Bugh!

“Apa kau berpikir bahwa ucapan ku itu bohong?”

Jeno rupanya tidak langsung kembali ke kediaman barunya. Ia menemui Mark, dan kini mereka berada di gudang belakang kediaman Mark. Alpha yang lebih tua terkejut saat tiba-tiba Jeno menyeretnya ke ruangan ini.

“Apa maksud mu brengsek?!”

Mark merasakan sakit di dadanya saat Jeno menghempaskan tubuh Mark ke dinding. “Siapa yang memberitahu kakek tentang Renjun?! Kau satu-satunya di keluarga yang mengetahui hal ini” sentak Jeno.

Mark mengerutkan keningnya heran. Ia sama sekali tidak tahu jika Donghae telah mengetahui tentang Renjun, dan pernikahan Jeno. Mark sama sekali tidak berurusan dengan Donghae semenjak ia memutuskan untuk lepas dari cengkeraman sang kakek. Ia tidak terima karena Jeno telah menuduhnya tanpa bukti.

“Aku tidak peduli jika aku harus bertarung dengan mu saat ini, karena kau yang akan menyesal! Aku sama sekali tidak terlibat apapun dengan kakek, brengsek! Bukan aku yang memberitahukan tentang Renjun”

Jeno lantas memandang Mark lamat. Alpha itu tidak berbohong padanya, lantas dari mana Donghae mengetahui tentang Renjun jika bukan dari Mark.

“Dengar, aku ingat satu hal” ujar Mark. Ia mengingat bahwa terakhir kali yang membuatnya bergerak untuk mencaritahu tentang Jeno adalah Jaemin. Bisa saja vampir itu terlibat, dan sengaja melakukan semua ini agar Jeno, dan Donghae segera terlibat pertikaian. Mark ingat betul bahwa vampir itu memiliki dendam untuk keluarganya.

“Jaemin. Cari, dan tanyakan padanya. Terakhir kali aku mengetahui tentang mu dari vampir itu, maka bisa jadi ini adalah skenario yang dibuat olehnya”

Seketika Jeno ingat bahwa beberapa kali Renjun bertemu dengan Jaemin. Ini bukanlah sebuah kebetulan, pasti ada yang direncakan oleh bangsa berdarah dingin itu.

“Kakek menghampiri Renjun, bahkan saat aku tidak berada di sana. Ini membahayakan omegaku” ucap Jeno. Mark paham mengapa Jeno bisa semarah, dan sepanik itu. Donghae memang mengincar kehidupan Renjun, juga kekuatan Jeno. Maka jelas jika Mark berada di posisi itu, ia pun akan melakukan hal yang sama seperti Jeno.

“Lantas kenapa kau masih di sini bodoh? Pulang, dan segera temui omegamu. Kau harus melindunginya” ujar Mark. Meski ia tidak terima atas perlakuan Jeno beberapa saat lalu, tapi ia tidak akan memperpanjangnya. Bagaimana pun dengan sikap Mark di masa lalu, Jeno jelas pasti akan mencurigainya.

Jeno mengulurkan tangan pada Mark, untuk membantu kakak sepupunya itu kembali berdiri “Aku minta maaf Mark” ucap Jeno. “Lupakan. Sekarang pergilah, dan jaga omega mu dengan baik” tukas Mark.








“Renjun terlelap setelah makan. Wajahnya pucat, perhatikan omega mu dengan baik” ucap Doyoung sebelum berpamitan untuk pulang bersama sang Suami begitu Jeno telah sampai di tempat baru mereka.

“Hubungi jika terjadi sesuatu” ucap Jaehyun.

Setelah mengantar kepergian kedua orang tuanya, Jeno segera masuk ke dalam rumah, dan pergi ke kamarnya bersama Renjun. Perlahan Jeno buka pintu kamar mereka, dan pandangannya langsung tertuju pada Renjun yang tengah terlelap.

Jeno menghampiri istrinya, lantas turut berbaring di samping Renjun, yang membelakanginya. Tiba-tiba terlintas di dalam benaknya mengenai kenangan mereka saat belum bersama. Bagaimana Jeno bicara pada mark bahwa ia tidak akan mungkin mencintai Renjun. Lucu pikirnya, ketika saat ini mereka berakhir bersama.

Sepasang iris Jeno terpaku pada tanda mating mereka yang ada di leher Renjun. Jeno memeluk tubuh mungil omeganya, menjilat tanda yang menjadi simbol penyatuan mereka. Seketika ruangan itu dipenuhi oleh feromone Renjun yang begitu memabukkan.

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang