PART 17

131 46 1
                                    

•Happy Reading•

Di ruangan minim cahaya ini, terlihat seorang wanita yang melipat kedua tangannya didada dan seorang pria yang terlihat mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya.

"Jelasin ke gue tentang foto ini," ucap wanita itu ketika beberapa buah foto sudah berada ditangannya.

Ia menatap foto itu dengan tatapan tidak suka.

"Foto itu gue ambil kemarin sore di danau," jawabnya.

"Terus?"

"Arzan nembak cewek rambut pendek yang ada di foto itu," lanjutnya.

"Terus?"

"Di tolak, tapi sebenernya gue yakin kalau cewek itu juga punya perasaan ke Arzan."

Wanita itu memanggut-manggut kan kepalanya. Ia kembali memandangi foto yang membuat hatinya teriris-iris . Detik setelahnya ia meremas foto itu kuat-kuat, lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Gue mau lo cari tahu alamat rumah si cewek," ucapnya angkuh.

Pria itu mengangguk, "Siap!" serunya.

Kemudian wanita itu mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada pria itu.

"Bayaran buat lo."

"Thanks," ucapnya.

"Gue pergi dulu."

Kini, di ruangan ini hanya tersisa wanita berambut panjang itu. Ia melangkah menuju suatu foto yang terpanjang di sudut ruangan.

"Arzan, gue gak akan rela kalau lo dimiliki orang lain."

"Hati lo cuma boleh buat gue!" ucapnya menyeringai.

"Setelah ini, gue akan buat lo nyesel karena udah putusin gue dulu!" ucapnya. Kemudian ia kembali melipat kedua tangannya di dada. Lalu ia berjalan dengan sangat angkuh keluar dari ruangan gelap itu.

***

"Kak Visha!"

Sang pemilik nama pun menoleh kebelakang ketika ada seseorang yang memanggilnya.

"Eh? Hai, Lia!" Visha menyapa Lia hangat.

Lia tersenyum, menampilkan lesung pipi manisnya. "Kak Arzan belum sekolah, ya?" tanyanya.

Visha menggeleng, "Belum."

"Kenapa?" tanya Visha.

"Enggak papa, Kak," ucapnya. Kemudian ia terlihat merogoh sesuatu di tasnya.

"Oh iya, jangan lupa dateng, ya, Kak." ucap Lia seraya memberikan sebuah undangan ulang tahun.

Visha menerima undangan itu, "Wah, Happy birthday, Lia." ucapnya tersenyum kecil.

"Makasih, Kak." sahut Lia.

"Ya udah, Kak, aku duluan, ya." ucapnya.

Lia pergi setelah mendapat anggukan dari Visha.

Kemudian Visha kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas. Ia berjalan sembari membalas sapaan siswa lain yang menyapa dan menegurnya dengan ramah.

Sesampainya di kelas, Visha langsung duduk ditempat duduknya. Gadis itu hanya memainkan ponselnya sembari menunggu kedatangan guru yang akan mengajar.

Ruang kelas rasanya terasa sepi karena tidak adanya keberadaan Vina dan Arzan.

"Selamat pagi, anak-anak!"

Suara itu membuat Visha yang sedari tadi menatap ponsel pun sedikit terkejut. Ia mematikan ponselnya. Kemudian mengeluarkan beberapa buku miliknya.

Lantas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang